welcome to my simple writing, may be useful for us all, amen

Akhirnya penyuntingan Campus Pelangi selesai juga, meski banyak yang belum sempurna. Namun, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, jadi sepertinya tidak apa-apa jika blog saya ini tidak sempurna. (ngeles mode : ON) ^_^

Seperti yang saya tulis dalam ucapan Selamat Datang, Chu Pelangi, ini adalah tempat di mana ketujuh warna terkumpul. "Terkumpul" loh ya!, bukan "berkumpul". Sebab kata "terkumpul" dan "berkumpul" memiliki makna yang berbeda. "Berkumpul" artinya sengaja mengumpulkan diri, dan "terkumpul" artinya tidak sengaja berkumpul. Yah, begitulah kira-kira. :)

hooooh.. indahnya pelangi itu di antara derasnya air terjun di atas sungai yang tenang.. seandainya aku di sana.. dan menjadi sebutir embun di dalamnya

Kamis, 15 September 2011

Penelitian Tindakan Kelas (HALIDIN)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di Madrasah Ibtidaiyah terutama dikelas V, merupakan kelas yang dimana siswanya merupakan anak dalam masa perkembangan dalam belajar. Kondisi itu tidak hanya tampak dalam prilaku siswa, akan tetapi terutama pada guru dan kebijakan pimpinan madrasah, serta harapan orang tua. Akibatnya proses pembelajaran ditekankan pada penguasaan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga metode ceramah, demontrasi dan drill lebih banyak dilakukan dan dipandang lebih efektif untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengunaan metode atau model pendekatan bermain yang di pandang sebagai inovasi dalam pembelajaran penjaskes terutama di Madrsah Ibtidaiyah Al Ma’arif 2 Tanjung Sari belum banyak di terapkan.

Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari yang merupakan salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang berada diwilayah Desa Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh dan merupakan tempat bertugasnya peneliti sebagai guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Berdasarkan hasil observasi hingga saat ini pembelajaran penjaskes di Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari belum mampu memberdayakan seluruh potensi siswa sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan dan juga berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.

Pembelajaran penjaskes di Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered, sehingga kondisi ini bisa membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran penjaskes merupakan materi pendidikan yang menyangkut ilmu kesehatan dan olah fisik di madrasah. Pelajaran ini bertujuan untuk membangun kesehatan mental dan fisik siswa. Pencapaian prestasi akademis di bangku madrasah tanpa ditunjang dengan mental dan fisik yang sempurna mustahil dapat dicapai.

Berdasarkan pengamatan sementara permasalahan yang sering timbul di Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi adalah kurangnya motivasi siswa untuk giat mengikuti pelajaran penjaskes. Siswa enggan dan atau kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran penjaskes, latihan–latihan olahraga yang diselenggarakan karena mereka menganggap latihan-latihan tersebut melelahkan dan juga membosankan sehingga mereka lebih senang tinggal di kelas dengan berbagai alasan daripada bermain dilapangan.

Terkait belum optimalnya hasil belajar penjaskes siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran pendekatan bermain sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna pada pembelajaran guna meningkatkan minat mereka dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menarik (PAKEM) dan yang menyenangkan, sebab dengan daya tarik khusus dalam proses pembelajaran secara langsung akan membentuk karakter siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.

Diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada pembelajaran penjaskes pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari adalah karena siswa kelas V merupakan siswa sudah mengenal pemahaman dengan baik serta dinilai cukup mampu berkerja sama dengan kawan lainnya. Selain itu di lakukan penelitian di madrasah tersebut di karenakan merupakan tempat bertugas peneliti sehingga peneliti lebih leluasa dan telah mengerti karakter siswa untuk memudahkan kegiatan penelitian ini. Oleh karena itu diperlukan juga teman sejawat atau kolaborator dari guru lain untuk dapat menilai kegiatan penelitian tersebut. Secara umum pembelajaran dengan model pendekatan bermain adalah karena dengan bermain dapat meningkatkan minat mereka untuk mengikuti aktivitas pendidikan jasmani. Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat diberikan disegala jenjang pendidikan, hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus di pertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Mengikuti Pembelajaran Penjaskes Dengan Metode Bermain (Studi Kasus Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh)”

B. Identifikasi Masalah

Untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. siswa perlu mempelajari dan melaksanakan kegiatan yang telah dirumuskan dalam kurikulum berbasis kompetisi, Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami tentang perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga

2. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani

3. Siswa Madrasah Ibtidaiyah 02 Al Ma’arif Tanjung Sari merupakan siswa dengan kondisi psikologi yang masih perlu mendapat bimbingan dan perhatian dari guru, sehingga proses belajar mengajar perlu di buat menyenangkan dan menarik perhatian dan minat siswa. Hal ini perlu ada hubungan yang komunikatif dengan mengunakan metode yang bersifat variatif yang dapat melibatkan siswa belajar aktif

4. Belum diterapkan suatu metode atau model pembelajaran sebagai pemicu minat di dalam belajar dan hasil belajar

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar subtansi penelitian ini tidak melebar dan dapat kesepahaman penafsiran subtansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada metode pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani

2. Penelitian ini menerapkan metode pembelajaran dengan metode bermain pada pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan metode pembelajaran pendekatan bermain agar dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes?

2. Apakah metode pembelajaran pendekatan bermain dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran penjaskes?

E. Cara Pemecahan Masalah

Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan metode pembelajaran yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran. Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a) Meningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi

b) Memperoleh strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang

c) Meningkatkan minat siswa dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menarik (PAKEM) dan yang menyenangkan

2. Tujuan khusus

a) Bagi guru

1) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran serta melaksanakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran

b) Bagi siswa

1) Meningkatkan minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes

2) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran penjaskes

3) Mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaraqn penjaskes

4) Mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa setelah diterapkan metode bermain

5) Mengetahui pengaruh motivasi belajar pendidikan jasmani pada siswa setelah diterapkan metode bermain

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes. Peningkatan ini terjadi karena siswa belajar sambil bermain dan terlibat langsung dalam pembelajaran dengan melalui metode bermain

2. Bagi Guru

Sebagai acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara berkelanjutan serta sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menarik (PAKEM) dan yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran penjaskes dengan baik.

3. Bagi Sekolah

Dengan meningkatnya hasil belajar siswa akan meningkatkan juga citra sekolah dimata masyarakat.

4. Bagi Penulis

Menginspirasi peneliti senatiasa memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat menunjang tugas dimasa yang akan datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Teori-teori tentang upaya meningkatkan minat mengikuti kegiatan dalam pembelajaran penjaskes siswa telah banyak dikemukakan oleh para pakar. Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran beraktivitas jasmani sambil bermain. Hal ini sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Dari judul tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan bermain merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan minat mengikuti kegiatan dalam pembelajaran penjaskes siswa sebagai variabel terikat (dependent variable).

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas SMP, 2004). Tentang pengertian pendidikan jasmani, dapat disimpulkan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka system pendidikan nasional. (Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP, 2004)

2. Karakteristik Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di madrasah ibtidayah, yang mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang dilakukan berupa aktivitas bermain, permainan, dan olahraga.

3. Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani

Pandangan pendidikan modern menganggap bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh (holistik) yang mengandung arti bahwa jiwa dan raga merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sejalan dengan konsep tersebut maka pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Sudah barang tentu, penyelenggaraan pendidikan jasmani harus selalu sejalan dengan konsep tersebut. Hubungan antara tujuan umum pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan penyelenggaranya harus terjalin dengan harmonis.

Dengan demikian akan nampak bahwa pendidikan jasmani menempati posisi yang strategis bagi pengembangan manusia secara utuh dan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan jasmani sesuai dengan konsep dan tuntutannya, maka para pengajar pendidikan jasmani selain harus memahami secara medalam tentang konsep dasarnya, aktivitas jasmani itu sendiri, dan juga landasan ilmiahnya

4. Pengertian Minat

Minat merupakan masalah yang penting dalam pendidikan, apa lagi dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai tujuan. Dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat terhadap pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktik maupun teori untuk mencapai suatu tujuannya. Dengan diketahuinya minat seseorang akan dapat menentukan aktivitas apa saja yang dipilihnya dan akan melakukannya dengan senang hati. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Minat merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, maka minat harus ada dalam diri seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian minat harus menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas.

Beberapa pengertian minat antara lain :

(a). Menurut Hilgard dalam bukunya Slameto (2003:57) minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang (b) Menurut Crow and Crow dalam bukunya Abd. Rachman Abror (1935:135) Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan (c) Menurut Drs. Slameto (2003:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan tersebut diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa minat adalah kecendurungan hati seseorang yang terarah kepada suatu obyek tertentu yang dinyatakan dalam berbagai tindakan, karena adanya suatu perhatian dan perasaan tertarik pada obyek

Menurut Crow and Crow minat terhadap suatu obyek atau aktivitas ditimbulkan oleh beberapa faktor yaitu :

(1)The Factor Of Inner Urges ( Faktor Dorongan Dari Dalam) Minat timbul karena pengaruh dari dalam untuk memenuhi semua kebutuhan, baik kebutuhan jasmani maupun rohani, (2)The Factor Of Social Motives ( Faktor Motif Dala Lingkungan Sosial) Minat timbul karena pengaruh kebutuhan dalam masyarakat sekitar dilingkungan hidupnya bersama-sama orang lain, (3) The Factor Of Emotional (Faktor Emosi ) Minat timbul karena pengaruh emosi dari orang yang bersangkutan, artinya seseorang yang melaksanakan dengan perasaan yang senang, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus memperbesar minatnya terhadap suatu kegiatan tersebut.

Apa bila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas, maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktivitas yang menarik perhatiannya itu

Minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat juga besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya

5. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain atau permainan.

Wahjoedi (1999: 121) menyatakan, Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 17) bahwa, Pengajaran melalui pendekatan bermain adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya. Menurut Depdiknas. (2004: 28) dijelaskan, Pendekatan permainan bertujuan untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 43-44) berpendapat: Metode pembelajaran bermain bersifat kompetetif dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan memberi pengalaman belajar baru bagi siswa. Permainan harus menyenangkan. Pada umumnya dalam metode pembelajaran bermain ada pihak yang menang ada pihak yang kalah. Pihak yang menang akan mendapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan permainan.

Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat disimpulkan pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain siswa belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dari permainan yang dilaksanakan ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah. Mempelajari suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk bermain menuntut siswa untuk mandari dan memecahkan permasalahan yang muncul dalam permainan. Dalam pendekatan bermain siswa dituntut mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya.

Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut: a) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya, b) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi, c) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simple dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi bermain. Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting dalam pendektan bermain, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti yang diharapkan.Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan permainan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama bermain harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama bermain dibiarkan akan berakibat penguasaan skill yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

B. Definisi Operasional

1. Minat dapat diartikan adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, sesuatu atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya. Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan kehendaknya.

2. Pembelajaran dapat diartikan adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja di kelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasikan respon terhadap situasi tertentu.

3. Bermain dapat diartikan adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial bagi anak. Fungsi bermain bagi anak adalah untuk perkembangan sensori motorik, kognitif, dan untuk mengembangakan kreativitas anak. Selain itu, permainan merupakan media sosialisasi tentang diri anak yang paling baik. Dengan permainan, anak akan memiliki kesadaran diri dan perkembangan moral yang baik. Selain sebagai alat pembelajaran untuk berkomunikasi dengan baik.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian tindakan kelas ini yaitu; apabila pembelajaran penjaskes dikelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh menerapkan metode pendekatan bermain dengan memperhatikan prosedur dan langkah-langkahnya, kemampuan guru dan kondisi siswa akan menumbuhkan minat serta hasil belajar siswa akan meningkat dibandingkan dengan metode lainnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Action research adalah nama yang diberikan kepada suatu aliran dalam penelitian pendidikan. Untuk membedakan dengan action research dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering mengunakan istilah “classroom action research” atau “action research”. Action research bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (islac, 1994:27). Dalam penelitian pendidikan action research tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan di mana saja guru bekerja atau mengajar. Selain dalam bidang pendidikan, action research juga sering digunakan dalam bidang-bidang lain. Sedangkan penelitian ini seperti yang telah digambarkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart, sebagai proses yang dinamis karena memilki 4 (empat) aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart. Dikatakan demikian karena didalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus hingga sampai peserta didik mencapai kriteria ketercapaian yang telah ditetapkan.

Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada gambar seperti di bawah ini


Oval: Siklus 3


Gambar: 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Pada penelitian tindakan ini yang menjadi subjek penilitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif 02 Desa Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh yang terdiri dari 13 siswa dengan komposisi perempuan 7 orang dan laki-laki 6 orang

2. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objek adalah dengan melalui metode pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

3.Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2010/2011 semester genap pada bulan Juni 2011 (pelaksanaan sesuai dengan jadwal sekolah).

Table 3.1. jadwal penelitian

No

Kegiatan

Maret

April

Mei

Juni

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Proposal

2

Studi Pendahuluan

Menyusun

Rancangan Penelitian/waktu

Perizinan lapangan

Memilih sumber data

Menyiapkan

Perlengkapan

Penelitian

3

Prosedur pelaksanaan penelitian

Melakukan penelitian tahap awal

Melakukan penelitian tahap lanjut

Pengelolaan data hasil penelitian

4

Tahap pemprosesan data tahap lanjut dan akhir dan penyusunan skripsi

5

Ujian skripsi

C. Prosedur Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan selama penelitian ini adalah penelitian tindakan yang biasa disebut (action research), penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode belajar yang efisien karena metode-metode yang digunakan tidak bervariatif yang tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered, sehingga kondisi ini bisa membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) Observasi, Evaluasi dan, (d) Refleksi.

a. Perencanaan

Pada langkah perencanaan ini, peneliti menyusun suatu rencana pemecahan masalah yang telah dikemukakan melalui rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir) yang mengacu pada standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, serta merumuskan langkah-langkah pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes melalui metode bermain pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 2 Tanjung Sari. Selain itu, peneliti menyusun lembar pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat dan membuat angket atau kuesioner yang berupa pertanyaan/pernyataan mengenai minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terlampir). Pelaksanaam tindakan dalam beberapa siklus hingga meningkatnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes serta diperolehnya aktivitas dan hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria ketercapaian yang telah ditetapkan

c. Observasi dan Evaluasi

1) Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh teman sejawat. Teman sejawat bertugas sebagai observer saat peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, observer juga membantu peneliti dalam penyebaran angket yang berupa pertanyaan/pernyataan mengenai minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes.

2) Evaluasi

Semua yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa) perlu ada upaya untuk memahaminya. Upaya ini diperlukan untuk memberikan penilaian apakah: (a) langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan, telah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, (b) langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiaatan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diperlukan evaluasi.

Evaluasi didalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi untuk menentukan tingkat keberhasilan dan sebagai umpan balik terhadap pelaksanaan tindakan berupa pelaksanaan pengajaran penjaskes melalui metode bermain pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 02 Tanjung Sari. Selain itu, evaluasi juga diperlukan untuk menemukan fakta-fakta empirik dari perubahan yang terjadi setelah tindakan berupa meningkatnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes.

d. Refleksi

Refleksi didalam penelitian ini dilakukan untuk mengkaji apakah minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjaskes meningkat, jika belum mendapat ketuntasan, dapat dilakukan dengan memperbaiki semua kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan evaluasi.

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data mengunakan teknik pengumpulan data kualitatif dan untuk menganalisis data yang berasal dari hasil penyebaran angket kepada siswa

1) Angket/kuesioner Mengenai Minat Siswa

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-peryataan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden.

Data tentang tanggapan siswa dianalisis secara kuantitatif. Analisis data kuantitatif data responden yaitu memakai tekhnik Keller (1978) yaitu, Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam Angket Minat Siswa

Tabe 3. 1 Tes Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran

No

Pernyataan

Skala

Selalu

Sering

Jarang

Tidak

1

Saya senang mengikuti pelajaran penjaskes

2

Saya rugi tidak mengikuti pelajaran penjaskes

3

Saya merasa pelajaran penjaskes bermanfaat

4

Saya bertanya kepada pendidik jika saya kurang jelas

5

Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan teman-teman sekelas

Jumlah

2) Pengamatan/Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung kolaborator melakukan penilaian proses dan pengamatan tehadap guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti hingga kegiatan penutup.

Berikut tabel pengamatan minat siswa yang dilakukan oleh kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung

Tabel 3. 2 Pengamatan Minat Belajar Siswa

No

Indikator

Skala

1

Kesukaan

2

Ketertarikan

3

Perhatian

4

Keterlibatan

Jumlah skor maksimal: 16

Jumlah skor yang diperoleh:

Penilaian : jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor maksimal

D. Teknik Analisis dan Kreteria Keberhasilan

1. Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap penyebaran angket penilaian minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan mengunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan analisis ini yang meliputi:

a. Pernyataan minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran penjaskes, dengan menyatakan sangat berminat, berminat, jarang, dan tidak pernah.

b. Data hasil pengamatan belajar siswa dengan indikator kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan

c. Hasil belajar siswa berupa ulangan harian untuk KD 6. 2

d. Tingkat keberhasilan metode bermain, dengan kategori berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

2. Kriteria Keberhasilan

Untuk melihat kriteria keberhasilan pada penelitian tindakan ini yaitu dengan cara merangkum hasil penyebaran angket minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran penjaskes, nilai hasil pengamatan minat siswa serta hasil belajar siswa. Selanjutnya menyusun, mengolah, dan menyajikan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah sehingga menjadi data yang bermakna.

Berdasarkan data yang sudah bermakna dan mudah dibaca untuk selanjutnya dapat disimpulkan pelaksanaan penelitian tindakan berhasil atau tidak berhasilnya dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.