welcome to my simple writing, may be useful for us all, amen

Akhirnya penyuntingan Campus Pelangi selesai juga, meski banyak yang belum sempurna. Namun, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, jadi sepertinya tidak apa-apa jika blog saya ini tidak sempurna. (ngeles mode : ON) ^_^

Seperti yang saya tulis dalam ucapan Selamat Datang, Chu Pelangi, ini adalah tempat di mana ketujuh warna terkumpul. "Terkumpul" loh ya!, bukan "berkumpul". Sebab kata "terkumpul" dan "berkumpul" memiliki makna yang berbeda. "Berkumpul" artinya sengaja mengumpulkan diri, dan "terkumpul" artinya tidak sengaja berkumpul. Yah, begitulah kira-kira. :)

hooooh.. indahnya pelangi itu di antara derasnya air terjun di atas sungai yang tenang.. seandainya aku di sana.. dan menjadi sebutir embun di dalamnya

Senin, 11 Oktober 2010

kepelatihan olahraga (Penjaskesrek Melawi)

TEORI PERENCANAAN LATIHAN

1. Pentingnya perencanaan dan peranan latihan

Latihan harus diatur dan direncanakan dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan latihan. Proses perencanaan latihan menunjukkan suatu yang teraturdengan baik, metodologis dan ilmiah. Oleh karena itu perencanaan merupakan alat hyang sangat penting yang dipakai oleh seorang pelatih dalam usahanya mengarahkan program latihan yang terorganisir dengan baik. Untuk mengefektifkan upaya perencanaanya seorang pelatih harus memiliki keahlian secara professional dan pengalaman yang banyak. Rencana latihan harus obyektif dan berdasarkan atas prestasi actual atlitnyadalam tes maupun pertandingan. Selanjutnya suatu rencana latihan harus sederhana, merangsang dan harus fleksibel dalam isinya serta dapat dimodifikasi sesuai dengan kecepatan kemajuan atlitnya dan perbaikan pengetahuan metodologinya dari pelatihnya.

1. Persyaratan umum latihan

Apabila pelatih menyusun suatu rencana latihan harus mengikuti persyaratan tertentu yang menunjukkan dasar-dasar proses perencanaan. Atas dasar tersebut, Siclovan (1972) meneyebutkan beberapa persyaratan bagi pelatih sebagai berikut:

1. Rencana jangka panjang harus terkait dengan rencana yang berlaku

Rencana jangka panjang atau perspektif mmerupakan syarat penting dalam proses latihan yang dipakai mpelatih sebagai suatu tujuan yang dapat memberikan pengarahan dalam latihan atlitnya. Sejumlah rencana-rencana latihan sangat diperlukan, karena ketrampilan serta prestasi selalu berkembang dan tidak pernah berhentidan mempertimbangkan kecepatan perkembangan prestasi. Tujuan jangka panjang dipedomani oleh parameter-parameter serta isi latihan yang dimasukkan dalam siklus makro dan mikro rencana tahunan, dengan demikian akan tergambar adanya kontinuitas antara masa sekarang dan masa yang akan dating.

1. Pembentukan dan penekanan factor latihan utama atau komponen

Selama latihan pelatih harus harus memberikan penekanan yang berimbang atau sesuai dengan kebutuhan atlitnya, setiap factor latihan juga harus diberi penekanan yang sama seperti pada volume maupun pada intensitas latihanya. Selama masa pertandingan dan tes pelatih harus mengetahui level perbaikan maupun tingkat prestasi si atlit. Faktor latihan yang perkembanganya berada dibawah rata-rata kecepatanya, dianggap sebagai titik terlemah dalam latihan. Setelah itu titik tersebut diperbaiki pelatih menyesuaikan program latihanya yaitu perubahan yang lebih menekankan kepada bidang yang sesuai dengan fase latihanya.

1. Pencapaian tujuan berdasarkan perencanaan yang berirama

Setiap memulai fase latihan pelatih harus mencatat tujuan prestasi atau standar test yang harus dicapai selama atau di akhir setiap siklus latihan.Tujuan masing-masing fase latihan harus dapat dicapai secara berirama disatu sisi harus menunjukkan peningkatan prestasinya dan disisi lainharus dapat menjamin kesinambungan yang logis pada program latihan secara kualitatif. Penentuan tujuan latihan factor latihan serta standar test pada setiap fase latihan, akan membatasi bentuk pendekatan latihan yang akan dilakukan secara asal-asalan saja. Tindakan ini jelas akan menurunkan kemampuan prestasi maupun kesejahteraan si atlit.

1. Jenis perencanaan latihan

Efektifitas melatih berkaitan langsung dengan kemampuan seorang pelatih dalam mengorganisir dan menggunakan alat perencanaan yang tepat. Ada beberapa rencana latihan sebagai berikut: Rencana waktu latihan, siklus mikro, siklus makro, rencana tahunan, dan rencana 4 tahun. Rencana yang lebih lama (8-16 tahun) sering dipakai di Negara blok timur (Eropa timur) khususnya pada anak yang dipilih untuk mencapai prestasi yang tinggi.

1. Jam Latihan (satuan latihan)

Secara metodologis, jam, latihan merupakan perangkat utama yang dipakai untuk mengorganisir latihan. Dalam metodologi latihan ada klarifikasi satuan factor yang didasarkan pada tugas dan bentuk latihan.

Jenis pengajaran. Atas dasar tugas satuan latihan satuan latihan dibagi dalam beberapa jenis : belajar, pengulangan, penyempurnaan, keterampilan maupun penilaian. Tiugas utama “belajar” adalah untuk memperoleh keterampilan baru dan maneuver-manuver taktik. Pengajaran yang bersifat pengulangan dianggap sebagai belajar lanjutan, dimana pada saat itu si atlit mencoba untuk memperbaiki keterampilanya. Jam latihan untuk penyempurnaan direncanakan hanya untuk atlit yang keterampilan tekniknya sudah mencapai tingkat yang mencukupi seperti yang berlaku pada program latihan atlit elit dimana mereka berusaha untuk menyempurakan teknik atau persiapan fisiknya.

Bentuk pengajaran. Jam latihan yang diatur dalam beberapa bentuk , bertujuan untuk memberikan akomodasi terhadap kelompok atlit maupun individual. Kelompok pengajara diatur untuk beberapa atlit, dan cara inipun bukan hanya bagi olahragawan beregu saja karena dari olahraga perorangan berlatih secara bersama-sama. Pengajaran individual memiliki keuntungan bagi pelatih dalam memberikn penekanan serta memecahkan masalah individual secara fisik maupuin psikologis.

Waktu jam pengajaran. Pada umumnya 2jam walaupun sering sampai 4-5jam; dari sisi lamanya latihan dibagi atas jam latihan jangka pendek (30-90 menit), menengah (2-3 jam) dan panjang(lebih dari 3 jam). Variasi lamanya waktu yang besar dapat ditemukan pada cabang olahraga perorangan karena dalam cabang beregu umunya lebih konsisten.

1. Struktur jam latihan

Berdasarkan metodologis dan fisio-psikologis, jam latihan dibagi dalam bagian yang lebih kecil, karena hal ini dapat memberikan kesempatan kepada pelatih untuk mengikuti prinsip peningkatan maupun penurunan yang diberikan struktur dasarnya ada 3atau4 bagian yaitu: 1. persiapan atau pemanasan 2. Inti kerja/latihan 3. kesimpulan. Sedangkan untuk bagian yang 4: 1. Pengenalan atau pengarahan 2. Bagian persiapan 3. Inti 4. kesimpulan.

1. Pengarahan/pengenalan

Semua pengajaran latihan harus diawali dengan pengumpulan semua atlit. Pelatih juga harus mencoba meningkatkan motivasi atlitnya, karena dengan cara itu si atlit dapat dirangsang untuk mencapai tujuan tersebut. Pelatih harus siap untuk setiap jam latihan. Selama menjelaskan tujuan latihan, pelatih harus menyiapkan materi yang akan disampaikan dengan menggunakan berbagai media atau alat.

1. Persiapan (pemanasan)

Istilah pemanasan umumnya dipakai dalam bagian pengajaran latihan, pada dasarnya adalah bentuk persiapan fisiologis dan psikologis yang diarahkan kepada tugas latihan berikutnya. Sebagai akibat dari pemanasan suhu tubuh akan meningkat yang merupakan salah satu factor yang memudahkan dalam unjuk kerja. Pemanasan dibagi menjadi dua yaitu pemanasan umum dan khusus. Selama pemanasan umum intensitasnya harus ditingkatkan secara bertahap yaitu untuk meningkatkan proses ,metabolisme secara menyuluruh. Pemanasan khusus tujuanya adalah mengarahkan si atlit kepada jenis yang sangat menonjol dari suatu kerja yang dilakukan dalam latihan intinya, fase pengarahan pada pemanasan ini tidak hanya ditujukan pada persiapan mentalnya saja tetapi juga mempersiapkan system syaraf pusatnya dan meningkatkan kapasitas kerja organismenya.

1. Bagian inti

Tujuan latihan akan dapat terpenuhi selama bagian inti atau bagian ketiga. Isi latihan inti tergantung dari berbagai macam factor. Pemasukan elemen teknik dan taktik diawal latihan didasarkan atas bahwa belajar akan lebih efektif apabila sel syaraf berada dalam keadaan istirahat/ tidak lelah. Bentuk latihan yang dipakai untuk mengembangkan dan menyempurnakan kecepatan.

Umumnya berintensitas sangat tinggi dan dilaksanakan dalam waktu-waktu yang cukup pendek/singkat. Semua latihan yang ditujukan untuk mengembangkan kekuatan( dengan memakai alat maupun tubuhnya sendiri) harus diawali setelah melakukan melakukan latihan pengembangan atau penyempurnaan teknik dan kecepatan. Pembebanan yang berat justru akan merusak kecepatanya. Untuk setiap jam latihan pelatih harus mempersiapkan tujuan latihan sebelumnya yang harus dicapai selama latihan inti. Berdasarkan tujuan harianya pelatih dapat merencanakan latihan penegembangan fisik tambahan sekitar 15-20 menitdan sering disebut dengan program kondisioning.

1. Bagian akhir/ kesimpulan

Setelah melakukan kerja yang sangat berat pada latihan inti disarankan untuk menurunkanya secara bertahap sampai mencapai keadaan bologis maupun psikologis sebelum latihan. Setelah fungsi organisme menurun atlit harus melakukan beberapa kali latihan pernafasanya dan harus serilaeks mungkinpada kelompok otot yang umunya dipakai dalam latihan keterampilan yang paling dominan. Latihan penguluran ringan ringan harus dilakukan oleh atlit yang melakukan latihan kekuatan pada bagian inti latihan.

1. Lama waktu yang dipakai pada setiap bagian pengajuan

Rata-rata waktu latihan adalah 2 jam yang dipakai sebagai referensi untuk pemakaian waktu yang diprelukan pada masing-masing bagian. Untuk jam latihan yang memiliki diatur sebagai berikut:

1. pengarahan/ pengenalan 5 menit
2. persiapan 30 menit
3. bagian inti 75 menit
4. kesimpulan 10 menit

TOTAL 120 menit

Untuk yang memiliki 3 bagian adalah sebagai berikut:

1.
1.
1.
1. Persiapan 25-35 menit
2. Bagian Inti/Utama 85-75 menit
3. Kesimpulan 10 menit

1. Kelelahan dan petunjuk metodologis untuk pengejaran

Setelah sesi latihan yang banyak tuntutan, kelemahan timbul pada organisme seseorang yang menyebabkan menyebabkan penurunan kapasitas kerjanya. Apabila ditempatkan dibawah suatu tekanan untuk jangka waktu yang lama, system syaraf pusat bereaksi melalui peningkatan jumlah stimulus yang diperlukan untuk memacu kontraksi otot. Setiap cabang olahraga memiliki cirri-cirinya sendiri serta menstimulir system syaraf secara tidak proporsional. Kelelahan sering timbul sejak awal latihan. Kelelahan dapat dihindarkan dengan menggunakan pemberian interval istirahat, walaupun begitu pelatih tidak boleh lupa bahwa hal itu memiliki manfaat tersendiri. Pelatih harus menyusun setiap acara latihanya sehingga dia dapat menukar-nukar antara latihan yang dimaksudkan pada pelaksanaanya masing-masing tujuan latihanya lagi antara kelompok otot. Selama bagian persiapan fungsi sirkulatory meningkat secara bertahap sebagai cerminan atas kerja dimana atlit berada dalam keadaan bekerja.

1. Jam latihan tambahan

Pada masa ini seandainya si atlit mencoba untuk memaksimalkan waktu terluangnya untuk tujuan latihan, tambahan jam latihan menunjukkan satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan volume latihan atlit dan sekaligus memperbaiki tingkat persiapanya. Beberapa jam latihan dilakukan di rumah, dalam ruangan maupun di luar oleh masing-masing individu si atlit.

1. Rencana jam latihan

Format jam latihan harus sederhana dan fungsional artinya bahwa rencana latihan itu sendiri menjadi alat yang penting untuk setiap atlit dan pelatih dalam upaya latihanya.

PROGRAM LATIHAN

Menyususn program latihan merupakan salah satu tugas penting penting. Dengan program latihan, pelatih melakukan tugasnya secara teratur dan sistematis serta terencana untuk mencapai sasaran latihan sesuai dengan tahap-tahap yang diinginkan.

1. Progaram Jangka Panjang

Program jangka panjang adalah program latihan yang dilakukan relatif lama antara 8 – 12 tahun atau lebih. Latihan pada waktu yang pendek hanya akan mencapai presatasi tinggi tapi hanya bertahan dalam jangka pendek atau akan drop-out sebelum waktunya karena cedera atau bum out. Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana proses pertahapan latihan serta berbagai prekondisi dan kompetisi yang dapat diikuti atlet sesuai dengan tahap latihan.

Tahap Prestasi Tinggi

PT/PB-PP

(21 tahun ke atas)

Latihan tingkat tinggi Kompetisi nasional-internasion

Akhir: latihan pada cabang olahraga khusus.

Komp: daerah-nasional

Tahap Spesialisasi

Sekolah/ penjas/ klub (15-17 tahun)

Awal: latihan pada cabang olahraga pilihan atau Blok.

Komp: sekolah-daerah

Kegembiraan, pengembangan jasmani-rohani-sosial.

Komp Festival

Tahap Dasar

Pembinaan Multilateral

Sekolah/ penjas

(8-14 tahun)

Proses Latihan Jangka Panjang

Diagram di atas menunjukkan bahwa proses latihan perlu direncanakan dengan baik untuk menghindari terjadinya drop-out dan terjadinya penghentian perkembangan prestasi (stagnasi) dan berbagai kebosanan serta kejenuhan.

1. Program Jangka Menengah

Tahap jangka menengah merupakan dasar dalam menyusun struktur kompetisi, dimana pada tahap dasar kompetisi masih bersifat kegembiraan dalam sebuah festival yang berorientasi pada kebersamaan, sosial dan pengenalan aturan yang sederhana. Pada tahap lanjutan, atlet sudah mulai mengikuti pertandingan resmi pada tingkat remaja dan junior pada tataran sekolah dan perguruan tinggi maupun klub. Sedangkan pada tingkat tinggi, atlet mengikuti sistem kompetisi tingkat nasional dan internasional baik di perguruan tinggi maupun pada klub dan event yang mewakili negara dalam multi event.

1. Program Jangka Pendek/ Latihan Tahunan

Program latihan jangka pendek biasanya diplementasikan dalam sebuah periodisasi latihan tahunan (program latihan tahunan). Program jangka pendek inilah yang menjadi ujung dalam program latihan secara keseluruhan. Program jangka pendek yang dikenal dengan periodisasi dibagi menjadi beberapa periodisasi latihan, yaitu sebagai berikut.

1. Periode Persiapan

Periode persiapan adalah awal periode dimana memerlukan waktu yang paling panjang diantara periode yang lain. Isi latihan pada fase persiapan umum cenderung berisi mengenai teknik dasar atau perbaikan teknik secara bagian dari kelemahan teknik yang ada pada fase kompetisi sebelumnya. Sedangkan fase persiapan khusus berisi latihan yang mulai mengarah pada pembangunan otot khusus sesuai cabang olahraga dan sistem energi yang dominan.

1. Periode Kompetisi

Periode kompetisi volume latihannya semakin menurun, namun intensitas latihan meningkat mendekati puncak. Pada fase prekompetisi, banyak melakukan uji coba sehingga kematangan bertanding meningkat dan dapat meningkatkan percaya diri.

1. Periode Transisi

Periode transisi merupakan periode terpendek, dimana atlet diberi kesempatan untuk melakukan regenerasi dari beban latihan yang telah dilaksanakan selama periode dan fase sebelumnya. Isi latihan pada periode ini biasanya istirahat aktif dengan melakukan kegiatan gerak yang menyenangkan yang bukan cabang olahraga.

Untuk mengatur volume dan intensitas latihan dapat dilakukan dengan garis volume dan intensitas pada periodisasi berikut.

Persiapan Kompetisi Transisi
Persiapan Umum Persiapan Khusus Pre

Komp
Main

Komp



Ket: Volume: Intensitas:

Garis Volume dan Intensitas latihan

Siklus Mikro

Siklus mikro adalah bagian dalam periode dan fase latihan yang diimpklementasikan dalam program latihan mingguan.Dalam diagram periodisasi siklus mikro dapat dinotasikan pada bagian atas periode sebagai berikut.
Januari Pebruari Maret April Mei Juni

Persiapan Kompetisi Tran-sisi
Pers. Umum Pers. Khusus Pre Komp Main Komp


Ket: Volume: Intensitas:

Periodisasi dengan kerangka waktu (bulan dan minggu)

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun program mingguan adalah sebagai berikut.

1. Usia kronologis dan usia pertumbuhan anak

Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses berlatih adalah pertumbuhan fisik, mental dan usia latihan (waktu latihan yang diperlukan dalam berlatih).

1. Periode dan fase

Periode dan fase latihan perlu disesuaikan dengan grafik intensitas dan volume latihan.

1. Pengaturan beban latihan

Dengan pengaturan beban latihan yang tepat, atlet dapat mengadaptasi dan mengalami kompensasi akibat latihan yang dilakukan. Pemberian beban latihan pada atlet pemula dan atlet yang berpengalaman berbeda, yaitu perti gambar berikut ini.

Selanjutnya rancangan beban latihan tersebut diimplementasikan dalam blanko latihan seperti berikut ini.

Sesi Latihan

Sesi latihan adalah beban latihan yang diberikan kepada atlet dalam satu pertemuan yang terdiri dari satu atau lebih unit latihan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelatih dalam menyusun sesi latihan yaitu sebagai berikut.

1. Harus memperhatikan grafik beban latihan pada siklus mikro (latihan mingguan)
2. Menentukan tujuan latihan khusus pada sesi tersebut
3. Sesi latihan perlu disusun secara baik, supaya berjalan secara efektif. Susunan sesi latihan adalah Pemanasan, latihan inti dan penenangan.

Unsur dan isi unit latihan

Unit-unit latihan sebenarnya merupakan implementasi dari unsur latihan yang perlu dirancang dalam sebuah latihan. Adapun unsur-unsur latihan tersebut adalah fisik, teknik, taktik dan mental. Isi latihan dapat dirancang sesuai dengan periode, fase dan periodisasi.

Periodisasi latihan tahunan dapat disusun dengan mengacu pada hal-hal sebagai berikut.

1. Puncak prestasi utama (main peak perfomance)
2. Puncak prestasi sebelum mencapai puncak utama
3. Bila terdapat dua pertandingan diharapkan saling mendukung
4. Pemuncakan kinerja dituangkan dalam blanko periodisasi latihan
5. Penyusunan periodisasi latihan dilakukan dengan memperhatikan kalender
6. Try out dilaksanakan di luar jadwal di atas.

Siklus Pelaksanaan Latihan

Pencatatan Hasil Latihan

Pencatatan hasil latihan perlu ditulis, yaitu untuk mengetahui keberhasilan latihan dan sebagai pedoman latihan pada minggu selanjutnya atau pada fase dan periode yang sama untuk makro yang akan datang.

Tes dan Evaluasi Latihan

Tes dan evaluasi latihan dilakukan setiap akhir bulan/ pada masa siklus dimana pelatih menyelesaikan sasaran latihan tertentu seperti: kekuatan, daya tahan, kecepatan atau teknik dan sebagainya.

MUSIM-MUSIM LATIHAN

1. Musim Persiapan

Latihan dalam musim persiapan adalah musim jauh sebelum pertandingan, dimuali sekitar 10 bulan sebelum pertandingan utama (misalnya PON) diselenggarakan. Pada saat ini biasanya kondisi fisik atlet belum baik, maka belum bisa dilatih dengan intensif dan untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, atlet harus dipersiapkan kondisi fisiknya untuk menghadapi latihan yang berat.

Tekanan latihan pada musim ini untuk membentuk kekuatan, daya tahan, kelentukan tubuh, kecepatan, memupuk kebiasaan, keterampilan gerak, memperbaiki teknik, sikap dan gaya. Latihan ini dikembangkan dalam minggu pertama latihan.

Bobot latihan pada musim ini adalah sebagai berikut.

1. Kondisi fisik 60% – 70%
2. Latihan teknik, keterampilan dan kegiatan lain 35%

1. Musim Peningkatan Prestasi

Latihan pada musim ini menekankan pada teknik dan taktik. Minggu pertama biasanya dilakukan latihan untuk penyempurnaan gerak dari cabang olahraga yang dilakukan atlet.

Dalam musim ini, kondisi fisik yang telah dimiliki melalui latihan berat pada musim pendahuluan harus dipertahankan supaya tidak menurun. Oleh karena itu latihan fisik harus tetap dilakukan meskipun bobotnya tidak seberat musim pendahuluan.

Tahap awal musim ini harus juga memperhatikan taktik permainan, baik taktik pertahanan maupun penyerangan. Setelah latihan taktik dasar berkembang denganbaik, kemudian menekankan pada penyempurnaan taktik tersebut serta perkembangan keterampilan individu dan kelompok.

Demikian pula segi mental juga harus mendapat perhatian sepenuhnya dari pelatih. Misalnya mental terhadap nomornya, rasa percaya diri, disiplin, dedikasi, semangat bertanding, kekuatan mental terhadap sters yang timbul, dan pengelolaan terhadap gangguan-gangguan mental lainnya.

Musim latihan ini bisa berlangsung antara 8 – 10 minggu dengan bobot latihan sebagai berikut.

* Latihan teknik 50%
* Latihan taktik 25%
* Latihan fisik 15%
* Test rtials 10%

Setelah musim peningkatan berakhir, sebaiknya diselenggarakan PON MINI yang tujuan adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengevaluasi kondisi serta kesiapan fisik, teknik, taktik dan mental atlet guna feedback dalam merencanakan latihan berikutnya.
2. Mengevaluasi prestasi atlet maupun tim setelah berlatih selama 4 – 5 bulan.
3. Menseleksi atlet untuk dimasukkan dalam tim inti.

Penyelenggaraan PON MINI harus mirip dengan PON yang akan datang, misalnya sebagai berikut.

1. Pertandingan setiap cabang olahraga dijadwal beberapa hari secara berturut-turut.
2. Pertandingan dijadwalkan pagi, sore ataupun malam hari.
3. Sebaiknya lawan dicari dari yang sedikit lebih kuat atau sekurang-kurangnya yang seimbang dengan atlet sendiri.
4. Pelatih dan atlet harus mematuhi peraturan serta jadwal pertandingan.

Selesainya PON MINI, pelatih akan memiliki gambaran mengenai kondisi semua aspek atlet. Seusai PON MINI, atlet perlu diistirahatkan untuk beberapa hari. Ketika recovery dilakuakn diskusi untuk membahas dan mengevaluasi penampilan atlet dan menyusun jadwal latihan serta menetapkan sasaran yang perlu dicapai atlet.

1. Musim Pematangan Juara

Dalam musim ini atlet diharapkan sudah berada dalam kondisi fisik dan keterampilan teknik yang baik. Atlet harus diajari menyusun strategi yang tepat. Strategi dan taktik adalah dua istilah yang berbeda yang sering diartikan sama. Dalam olahraga strategi mengacu pada konsep umum dala mengorganisasi latihan atau pertandingan bagi atlet atu tim. Sedangkan taktik mengacu pada rencana persiapan menghadapi suatu aksi atau pertandingan tertentu yang merupakan bagian instrinsik dari kerangka umum suatu strategi.

Perencanaan bobot latihan pada musim ini adalah sebagai berikut.

1. Latihan taktik 65%
2. Latihan fisik 10%
3. Test trial atau try out 25%

Musim ini merupakan musim terberat bagi atlet, karena seringnya melakukan latihan-latihan dan try outs yang menggerogoti fisik maupun mental atlet. Pelatih harus mendhindari overcoaching yang berlebihan. Karena akan menimbulkan rasa lesu dan jemu atlet. tekanan fisik, tegangan mental, keharusan datang tepat waktu, kurang waktu istirahat, ditambah tugas sekolah atau kantor. Jika hal itu tidak bisa ditangani dengan hati-hati bisa akan berkembang menjadi staleness. Dalam hal ini, pelatih harus merupakan orang yang paling stabil dan yang paling bisa diandalkan dal tim keseluruhan.

1. Musim Seusai Pertandingan (Post Season)

Post Season adalah masa latihan setelah pertandingan berakhir. Berakhirnya pertandingan bukan berarti latihan berkhir pula. Setelah atlet istirahat 1 – 2 minggu atlet harus mulai lagi berlatih, meskipun latihannya tidak seberat dalam menghadapi pertandingan.

Pada masa “relax training”, video dari latihan dan pertandingan yang lalu diputar kembali untuk mencari dan mengetahui kesalahan atau kekurangan mekanis, teknik, atau taktik atlet yang kemudian dievaluasi, dan kemudian diadakan perubahan dalam teknik maupun gerakan motorik dan gaya yang dianggap salah untuk diperbaiki dan diubah.

Musim ini baik untuk melakukan kegiatan dalam cabang olahraga yang lain, misalnya renang, hiking, cross country, naik gunung dan sebagainya untuk kemungkinan menghilangkan rasa jenuh akan olahraga sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar