welcome to my simple writing, may be useful for us all, amen

Akhirnya penyuntingan Campus Pelangi selesai juga, meski banyak yang belum sempurna. Namun, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, jadi sepertinya tidak apa-apa jika blog saya ini tidak sempurna. (ngeles mode : ON) ^_^

Seperti yang saya tulis dalam ucapan Selamat Datang, Chu Pelangi, ini adalah tempat di mana ketujuh warna terkumpul. "Terkumpul" loh ya!, bukan "berkumpul". Sebab kata "terkumpul" dan "berkumpul" memiliki makna yang berbeda. "Berkumpul" artinya sengaja mengumpulkan diri, dan "terkumpul" artinya tidak sengaja berkumpul. Yah, begitulah kira-kira. :)

hooooh.. indahnya pelangi itu di antara derasnya air terjun di atas sungai yang tenang.. seandainya aku di sana.. dan menjadi sebutir embun di dalamnya

Jumat, 19 November 2010

volly ball

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indikator keberhasilan pembangunan dibidang olahraga salah satunya adalah tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan olahraga. Semakin tinggi masyarakat yang terlibat aktif dalam kegiatan olahraga, maka pembangunan di bidang olahraga dapat dikatakan semakin berhasil. Masyarakat tidak akan berperan aktif dan berpartisipasi terhadap kegiatan olahraga, apabila tidak didukung sarana dan prasarana olahraga serta kompetisi yang memadai di daerah tersebut. Sarana dan prasarana adalah penunjang kegiatan, sedangkan kompetisi merupakan target akhir pembuktian kemampuan dan sebagai pembangkit semangat dalam berolahraga.

Langkah konkrit pemerintah Sumatera Selatan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan olahraga adalah melalui mahasiswa yang baik. Diawali dengan pemikiran bahwa pembinaan generasi muda baik dalam bidang olahraga maupun seni perlu dikembangkan, maka para mahasiswa yang tergabung dalam perkumpulan-perkumpulan olahraga mendapatkan porsi yang sama dengan para pelajar lainnya. Para mahasiswa merupakan bagian masyarakat yang mempunyai hak untuk turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan olahraga.

Tujuan

Mata kuliah Permainan Bola Volly bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmnai dan olahraga yang terpilih. Yaitu salah satunya olahraga bola voli.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik di bidang permainan bola voli.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar dalam bermain bola voli
4. Meletakanlandasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam perndidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Terutama di bidang permainan bola voli.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis dalam bermain bola voli.
6. Mengambangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Manfaat

Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan sabagai bahan acuan dalam memberi penalaran kepada peserta didik sakaligus dapat mambangun indonesia yang tangguh dibidang keolaragaan terutama dibidang keolahragaan bola volly.

BAB II

Perkembangan Bola voli

Salah satu perlengkapan yang paling vital pada permainan bola voli adalah bola. Namun, waktu pembuatan bola yang pertama, untuk permainan bola voli masih menjadi sebuah perdebatan. Ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa bola voli yang resmi atau standar pertama kali dibuat pada tahun 1896 oleh Spalding. Sementara itu, beberapa sumber yang lain menyatakan bahwa bola voli yang standar pertama kali dibuat pada tahun 1900. Seiring berjalannya waktu, permainan bola voli-pun terus mengalami perubahan-perubahan, baik dari segi peraturan permainan, tekhnik permainan, maupun skill para pemainnya. Perhitungan skor mengalami perubahan pada sekitar tahun 1917. Batasan skor yang pada awalnya 21 poin, saat itu telah diubah menjadi 15 poin. Perubahan juga masih terjadi pada tahun 1920, yaitu dalam segi peraturan permainannya. Pada tahun 1920 ini telah diperkenalkan aturan “tiga pukulan” dan telah dibentuk juga batas menyerang pada baris belakang. Perkembangan permainan bola voli yang terus mengalami kemajuan, telah semakin banyak merebut minat para pecinta olahraga di dunia. Setelah berhasil memperkenalkan permainan bola voli ke seluruh lapisan masyarakat Amerika Serikat, permainan bola voli-pun semakin melebarkan sayapnya ke negara-negara di luar Amerika. Pada tahun 1900, Kanada telah menjadi negara asing pertama yang mengadopsi permainan bola voli tersebut. Penyebaran permainan bola voli ini pun terus berlanjut ke negara-negera yang lain. Brazil, Rusia, China, Asia, dan Eropa merupakan wadah-wadah di mana permainan bola voli menjadi sebuah olahraga yang sangat populer.
Bola Voli

Sesuai dengan namanya, “Bola Voli”, maka bola merupakan salah satu perlengkapan yang paling vital dalam permainan ini. Bola standar yang digunakan dalam permainan bola voli ini biasanya terbuat dari bahan kulit. Selain dengan menggunakan bahan kulit asli, pembuatan bola biasanya juga menggunakan bahan kulit buatan. Bola tersebut kemudian diisi dengan udara (dipompa). Persyaratan bola yang standar ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh FIVB (Fédération Internationale de Volleyball), sebuah Federasi Bola Voli Internasional yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan olahraga permainan bola voli. Selain menetapkan peraturan-peraturan permainan bola voli, FIVB juga mengatur penyelenggaraan pertandingan-pertandingan bola voli yang berskala internasional. FIVB berkantor pusat di Lausanne, Switzerland, dan mulai berdiri pada tahun 1947 di kota Paris, Prancis. Berikut ini adalah peraturan yang dikeluarkan oleh FIVB mengenai penggunaan bola standar dalam permainan bola voli:

* Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram.

* Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).

* Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram.

* Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

A. MEMPELAJARI & MENGANALISA TEKNIK LAWAN

1. ATTACK/SERANGAN
Kebiasaan dari Spiker Lawan, siapa yang harus diperhatikan (Safe attackernya)

* Pola dari serangan lawan.
* Perhatikan ‘faint ball’, apakah attacker lawan mempergunakan faint ball atau tidak.
* Apakah regu lawan mempergunakan ‘Strong Spike, Weak Spike atau Rebound Spike’.


1. SERVICE
Jenis dari Service lawan

* Apakah lawan bisa mengendalikan service
* Kemampuan untuk mengetahui corak service dari pemain cadangan lawan.

2. RECEIVE
Bagaimana formasi dari receive attack regu lawan

* Perhatikan daerah yang kosong
* Menentukan pemain mana yang lemah dari lawan
* Bagaimana formasi dari service regu lawan (small)
* Service mana yang paling effektif terhadap lawan (lancip)
* Tempat yang lemah dari formasi service receive (tumpul)
* Bagaimana pergerakan dari tosser lawan
* Kemampuan pergerakan dari pada pemain lawan

3. BENDUNGAN/BLOCKING
Berapa Block yang bisa dilakukan oleh lawan

* Perhatikan formasi yang terlemah/terkuat/tinggi/rendah dari blocking yang dilakukan oleh lawan
* Catatan terperinci untuk melihat kekuatan pemain lawan dalam melakukan blocking
* Jenis blocking lawan, apakah menekan atau mendorong. Bila blocking lawan menekan, cover regu kita harus dekat, tetapi bila mendorong, cover regu kita harus jauh

5. C O V E R
Formasi cover dari regu lawan, dekat, jauh atau sama sekali tidak ada cover

* Pergerakkan tosser, jauh atau dekat dari block dan amati kelemahan gerak dari tosser tersebut, karena biasanya tosser merupakan cover utama karena kemudahan geraknya

6. KEMAMPUAN TOSSER
Perhatikan kestabilan dari tosser lawan

* Amati kemampuan dari tosser, apakah bisa memberikan variasi toss atau tidak
* Perhatikan pula tinggi atau rendah bola yang di toss

B.MEMPELAJARI & MENGANALISA KONDISI LAWAN

1. KEMAMPUAN & KONDISI FISIK LAWAN
Perhatikan tinggi badan dari tosser lawan

* Daya lompat dan kecepatan lompat dari setiap pemain lawan
* Stamina pihak lawan
* Kondisi perorangan maupun beregu
* Apakah kondisi fisik mereka melebihi pemain regu kita

2. KEMAMPUAN MENTAL LAWAN
Bagaimana Start suatu pertandingan : baik atau tidak

* Amati sebab² regu lawan mendapat point
* Apakah Safe Attacker lawan mempunyai mental yang kuat
* Dalam keadaan bagaimana coach lawan minta time out
* Taktik apa yang dipergunakan itu, kebiasaan² dari taktik pihak lawan, bagaimana cara pergantiannya

TAKTIK & KONDISI REGU KITA

1. ASPEK TEKNIK
Pematangan dari pada Formasi Menyerang maupun Bertahan

* Pematangan Teknik² tertentu
* Melenyapkan kelemahan² regu dan mempersiapkan pemain untuk menjalankan fungsi sebenarnya.

2. ASPEK FISIK

* Menyembuhkan/melenyapkan keadaan lelah dari pemain, sehingga selalu berada dalam kondisi top performance
* Membuat regu dalam kondisi yang baik ketika menghadapi pertandingan
* Menghindarkan pemain dari cedera
* Memberikan variasi latihan yang tidak membosankan
* Berikan istirahat aktif saat 3 hari sebelum bertanding

3. ASPEK MENTAL
Memupuk kepercayaan pada diri sendiri, untuk setiap pemain

* Memberikan dorongan sehingga akan menyadarkan pada kemampuan dari masing² pemain
* Mengurangi ketegangan sebelum pertandingan dan membangkitkan semangat regu
* Memberi nasehat bagi pemain yang gugup
* Relaksasi , rekreasi

4. MELAKUKAN TIME OUT
Bila kehilangan 3 angka berturut²

* Bila regu kita dalam keadaan kacau/bingung
* Serangan kombinasi regu kita, dimana safe attacker tidak pada tempatnya
* Apabila terjadi perubahan pada taktik lawan
* Bila ingin menggunakan salah satu taktik guna memenangkan game yang sedang berlangsung
* Bila ingin melakukan pukulan secara psychologis terhadap kubu lawan
* Bila ingin menginstruksikan cara untuk menghadapi lawan
* Bila pemain kita dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai rasa percaya diri serta dalam kondisi tertekan

5. MEMPERGUNAKAN TIME OUT YANG BAIK
Perlihatkan wajah yang tenang pada saat time out, boleh melakukan tindakan yang keras, humor atau nasehat² yang bermanfaat untuk semua pemain

* Menenangkan pemain yang terlihat panik
* Menginstruksikan Counter Attack
* Menginstruksikan segi² teknik dalam permainan
* Usahakan untuk meningkatkan konsentrasi permainan beregu

6. PERGANTIAN PEMAIN
Mengistirahatkan pemain inti yang bermain dibawah kemampuannya, serta memberikan teguran pada pemain inti tersebut

* Penggantian pemain dengan pemain yang mempunyai teknik khusus, mis. Pemain dengan pukulan Strong Spike ditukar dengan pemain yang mempunyai keahlian Faint Ball, atau sebaliknya tergantung dari tipe regu lawan
* Memberikan pengalaman kepada pemain cadangan
* Untuk mendapatkan angka dari service, lakukan penggantian server dengan pemain cadangan yang mempunyai kemampuan service yang baik

7. MEMPERGUNAKAN WAKTU ANTAR SET
Berikan petunjuk tentang kelemahan pada game yang lalu serta diskusikan dengan pemain, selama istirahat antar set

* Merubah formasi atau pola permainan apabila diperlukan
* Membangun semangat apabila : Game sebelumnya kalah : lebih hati², jangan pesimis Game sebelumnya menang : lebih konsentrasi, jangan anggap remeh

8. PERTEMUAN SESUDAH PERTANDINGAN
Memberikan petunjuk baik individu maupun tim

* Walaupun menang atau kalah diskusi harus tetap dilakukan
* Tanyakan berapa banyak kemampuan yang telah dikeluarkannya dalam pertandingan yang telah berlalu, bila dalam latihan kemampuan atlit harus dikeluarkan 100%, maka dalam pertandingan seorang pemain mengeluarkan kemampuan 70% - 80% sudah baik, tetapi bila dibawah 70% pemain tersebut harus diberi teguran


MEMPERGUNAKAN WAKTU 3-5 MENIT SEBELUM PERTANDINGAN
Telitilah keadaan lapangan dan pantulan net :

* Perhatikan batas² dari lapangan serta ketinggian net
* Bangkitkan rasa percaya diri kepada pemain terutama safe attackernya
* Pemain² inti harus lebih diutamakan dalam penguasaan spike
* Berikan kesempatan untuk service kepada pemain, agar pemain lebih tenang
* Membangun semangat regu dengan melakukan latihan receive dan toss exercise.Mengulangi tiap item dari teknik yang akan dipergunakan dengan jalan menanyakannya kepada para pemain inti.

Jump Serve

“Bolavoli adalah permainan. Permainan adalah sesuatu yang dapat dinikmati banyak pihak dan membuat hati gembira. Kekalahan atau kemenangan adalah sesuatu yang biasa dalam sebuah permainan. Hal yang lebih penting adalah bagaimana menempatkan sebuah permainan bolavoli sebagai seni yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana hiburan, promosi dan juga prestasi.” ( Hernawan ‘Glemboh’ @ 2008)

Jump Serve ( Jumping Servis )


Jump Serve adalah salah satu istilah tehnik memulai permainan bola voli dengan melakukan lompatan. Ada bermacam-macam gaya atau cara yang bisa digunakan untuk melakukan jenis serve yang satu ini. Nilai seni dari tehnik seperti ini adalah bagaimana menggabungkan tekanan, kekuatan dan feeling pemain terhadap bola yang digunakan dalam permainan.

Istilah dan kategori yang digunakan penulis adalah :

FullSpin/putaran penuh

Tehnik ini adalah tehnik serve / gaya memutar bola ke arah depan dengan harapan setelah bola melewati net, bola spin ( berputar ) itu secepatnya menghujam ke tanah. Kesulitan melakukan tehnik ini adalah bagaimanan mengatur titik ketinggian dan kecepatan spin bola.

HalfSpin/irisan

Lebih populer dengan istilah tehnik mengiris bola. Yaitu jenis jump serve dengan mengupayakan perputaran bola ke arah samping kanan maupun samping kiri. Seorang pemain harus memiliki feeling yang baik untuk menentukan arah putaran bola dan lokasi target bola agar tetap berada didalam wilayah lawan. Kesulitannya adalah memperkirakan kekuatan spin tangan terhadap arah bola.

JumpFlute/ bola bergoyang
Merupakan jenis serve yang mengandalkan hentakan power pada kekuatan telapak tangan dibantu sedikit kekuatan lompatan. Bola dibuat bergerak tak beraturan agar menyulitkan si penerima serve. Hal ini berhubungan dengan hukum fisika. Karena setiap bola yang digunakan untuk permainan bolavoli menggunakan udara dan karet sebagai penampungnya sehingga bola memiliki sifat elastis. Tekanan yang diberikan secara tiba-tiba pada salah satu sisi permukaan bola, akan membuat bola tersebut mempunyai tenaga dorong. Akibat tekanan itu, udara didalam bola menjadi tidak sama disetiap sisinya, sisi bola yang terkena pukulan akan memberikan sebuah tekanan disisi yang lainnya. Karena bentuk bola itu bulat, tekanan disisi lainnya itu dipantulkan lagi kesisi yang lain lagi dan demikian seterusnya. Efek pantulan ini membuat tekanan udara didalam bola menjadi saling mendorong pada arah yang tidak beraturan. Arah pantulan udara didalam bola pun bisa kesamping kanan-kiri-atas-bawah. Sebagai pemain harus paham dengan tehnik ini, arah bola ditentukan pada sudut permukaan bola yang dipukul. Pada umumnya besarnya tekanan dan arah bola dilakukan sesuai dengan feeling ball dan pengalaman si pemain. Kesulitan melakukan tehnik ini adalah bagaimana mengatur ketinggian bola saat akan dipukul dan menghitung berapa kekuatan tangan yang dibutuhkan.

Full Power

Tehnik ini sama saja dengan melakukan smash, namun dilakukan dari jarak 9 meter sesuai dengan panjang lapangan terhadap net. Penguasaan tehnik ini lebih ditekankan pada feeling dan pengalaman pemain. Tehnik ini merupakan gabungan dari tehnik full spin, half spin dan jump flute. Karena pada umumnya si pemain yang menggunakan tehnik ini harus merupakan pemain yang sudah berpengalaman, memiliki power yang bagus dan feeling ball yang memadai. Seseorang yang memiliki power bagus bisa saja melakukan tehnik ini, namun tidak semua serve nya akan berhasil sempurna. Seni dan kesulitan tehnik ini adalah bagaimana memadukan power yang besar mengenai sisi permukaan bola yang dipukul. Tehnik jump serve berkembang seiring dengan tingkat penguasaan tehnik permainan seorang pemain. Bagi pemain yang sudah berpengalaman, bisa saja melakukan beberapa variasi tehnik lainnya. Hal utama dalam melakukan serve adalah bagaimana memulai permainan sebagai sebuah serangan yang akan menyulitkan lawan. Terlebih lagi sistem permainan bola voli yang menggunakan rally point, menuntut tingkat konsentrasi tinggi dan seminimal mungkin kesalahan yang berakibat nilai untuk lawan
Bentuk Pelanggaran

* Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan melewati net ke area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola masih belum berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
* Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari block-nya.
* Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih dari 8 detik ketika melakukan servis.
* Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola (menyentuh bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
* Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris belakang, sementara bola berada tepat di atas net akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain tersebut melompat dari belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan untuk mendarat di depan garis penyerangan.
* Memukul bola yang masih terdapat di area lawan dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
* Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai pelanggaran.
* Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
* Jika dalam sebuah tim tidak ada yang menerima, menahan, atau mengendalikan bola yang dioper dari pihak lawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Kejadian semacam ini, biasanya terjadi akibat adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain yang sama-sama berada di dekat lokasi jatuhnya bola.
* Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang pemain voli adalah melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net secara sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
* Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan adalah ketika pemain pada baris belakang bergabung melakukan block dengan pemain pada baris depan.
* Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan gerakan block, atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari timnya melakukan servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan tim lawan, maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat peringatan dari pihak wasit.
* Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain yang berada di dalam garis lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan ketika melakukan servis (sebelum bola melewati net).
* Seorang libero hanya dapat bermain di baris belakang. Jika ia melakukan block atau spike pada bola yang berada tepat di atas net, maka hal tersebut akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.
* Kesalahan posisi pemain ketika melakukan servis akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Namun, setelah servis dilakukan maka pemain dapat mengatur posisi mereka berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
* Adanya perkelahian secara fisik di antara pemain satu tim maupun dengan pemain dari tim lawan akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.

Penilaian

* Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis jika bola jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan melakukan sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim manakah yang sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke tangan lawan, dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis berikutnya.
* Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai, maka servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang sebelumnya melakukan servis.
* Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
* Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah satu tim memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
* Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama hingga set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya akan dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang sama, yaitu pada poin 14.
* Terkadang, sistem penilaian pada setiap turnamen atau pertandingan berbeda. Pada pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya hanya dilangsungkan hingga 3 set, dengan total poin hingga 30 poin.

Peraturan penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan pada tahun 1999. Sebelumnya, permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap set. Selain itu, tim yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan servis. Ketika tim server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan memperolah poin tambahan. Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola saja (tim lawan yang akan melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan salah satu tim dinyatakan “masuk”, tim tersebut tetap tidak akan memperoleh tambahan jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim itu juga. Serangan yang dinyatakan “masuk” tersebut juga hanya akan mengakibatkan pindah bola saja. Tim tersebut hanya memperoleh kesempatan untuk melakukan servis yang selanjutnya. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada tahun 1999, dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
Strategi

Strategi adalah salah satu faktor terpenting yang memiliki pengaruh besar dalam setiap aktivitas kehidupan. Begitu juga pada olahraga permainan bola voli, strategi menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kali akan melakukan sebuah pertandingan, setiap tim pasti sudah terlebih dahulu mempersiapkan strategi mereka masing-masing. Bahkan, strategi juga selalu digunakan dalam setiap pertandingan latihan. Strategi merupakan rancangan langkah-langkah yang sudah diprogram atau direncanakan, yang akan dilakukan ketika mengikuti sebuah pertandingan.

SPESIALISASI PEMAIN

Pada setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain. Sesuai dengan posisi tersebut, maka setiap pemain memiliki peran yang harus dijalankan masing-masing. Meskipun pada dasarnya setiap pemain harus mampu memainkan peran pada setiap posisi, namun masing-masing pemain memiliki spesifikasi tersendiri. Ke-5 posisi yang terdapat pada permainan bola voli tersebut adalah setter, left side hitter atau outside hitter, middle hitter atau middle blocker, right side hitter, dan libero.

Setter

Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan. Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike. Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak dengan cepat di area permainan.

Libero ( Bebas )

Jika kita memperhatikan sebuah pertandingan bola voli, maka pada setiap tim kita akan melihat seorang pemain yang menggunakan seragam yang berbeda dengan semua pemain di timnya. Pemain dengan seragam yang berbeda itulah yang disebut dengan libero. Dalam bahasa Italia, libero mempunyai arti “bebas”. Sesuai dengan nama tersebut, maka libero adalah pemain yang dapat secara bebas mengambil alih peran pemain yang lain. Namun, dalam sebuah pertandingan, libero tidak boleh memiliki dua posisi atau berganti posisi. Seorang pemain yang telah diposisikan sebagai libero, tidak boleh berganti posisi menjadi spiker atau yang lain dalam sebuah pertandingan. Meskipun ia dapat mengambil alih peran pemain-pemain yang lain, namun posisinya adalah tetap sebagai seorang libero sampai pertandingan berakhir. Pada dasarnya, libero bertugas untuk menerima serangan-serangan (spikes) yang dilakukan oleh attacker tim lawan. Berdasarkan fungsi utama tersebut, maka seorang libero tidak harus memiliki postur tubuh yang tinggi seperti pemain yang lain. Hal ini karena seorang libero tidak bermain di area yang dekat dengan net. Yang paling ditekankan bagi seorang libero adalah kualitas pass yang baik, memiliki kecepatan gerak yang tinggi, dan tentu saja harus memiliki stamina yang baik.

Blocker tengah (Middle Bolcker) atau spiker tengah (Middle Hitter)

Middle blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan attacker dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai seorang spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.

Spiker luar (Outside hitter)

Outside hitter adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri lapangan. Disebut “Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike, pemain ini biasanya selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.

Spiker Kanan (Right Side Hitter)

Right spike hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati posisi yang berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang pemain yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.

FORMASI

4-2, 6-2, dan 5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bola voli. Untuk pertandingan pada kelas pemula, biasanya menggunakan formasi yang pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan pada permainan kelas tinggi, biasanya menggunakan formasi 5-1. Angka-angka tersebut mengarah pada jumlah pemain yang akan berperan sebagai spiker dan setter.

* Formasi 4-2

Yang dimaksud dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter. Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.

* Formasi 6-2

Pada formasi 6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama, dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya, formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter. Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk menjadi setter.

* Formasi 5-1

Pada formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker.
Passing

Salah satu tehnik dasar dan vital yang lain, yang juga wajib dikuasai oleh setiap pemain bola voli adalah tehnik pass. Tanpa adanya penguasaan tehnik pass yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan baik. Karena, pass adalah langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan penyerangan. Dengan adanya penguasaan tehnik pass yang baik, maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat melakukan spike secara maksimal. Dengan kata lain, pass juga biasa dikenal dengan sebutan “reception”, yaitu sebuah usaha tim dalam rangka menerima, menahan, dan mengendalikan servis atau segala bentuk penyerangan yang dilakukan oleh tim lawan. Pass yang baik, bukanlah pass yang hanya mampu mencegah bola agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah. Sebenarnya, tehnik pass ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tehnik Underarm pass (passing bawah) dan Overhand pass (passing atas). Underarm pass atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan bump, dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam. Tehnik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain. Sedangkan Overhand pass adalah tehnik pass yang dilakukan dengan menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan set. Tehnik ini dilakukan pada posisi di atas kepala.
Set

Tehnik dasar yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah set. Dalam standar permainan bola voli, set merupakan tindak lanjut dari tehnik pass. Dengan kata lain, set merupakan kontak kedua dari sebuah tim dengan bola. Pada kontak kedua ini, bola akan diterima, dikendalikan, dan diset oleh seorang setter. Dari sinilah sebuah tim akan melakukan penyerangan atau sekedar gerak tipuan yang akan mengecoh gerakan tim lawan. Setter akan memposisikan bola di udara sehingga sang attacker dapat melakukan serangan ke arah lawan. Disinilah, sang setter dituntut untuk dapat memberikan umpan bola dengan ketinggian dan arah yang tepat, serta gerakan dan kecepatan bola yang stabil. Tentunya, hal ini juga tetap tidak dapat terlepas dari kualitas pass yang diterima oleh setter. Selain itu, seorang setter juga bertugas mengkoordinasi gerakan-gerakan menyerang dari sebuah tim. Setter jugalah yang bertugas untuk menentukan, pemain manakah yang akan melakukan serangan (spike). Hal ini biasanya juga ditentukan oleh ke adaan bola yang diterima dari pass sebelumnya. Seperti pada tehnik pass, pengelompokan tehnik set juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Overhand set dan Bump set. Ketika bola berada pada posisi yang rendah, yaitu ketika bola tersebut tidak dapat ditangani dengan menggunakan ujung jemari tangan, maka yang digunakan adalah tehnik Bump set. Dalam permainan bola voli pantai, tehnik Bump set adalah tehnik set yang paling banyak digunakan. Hal ini disebabkan oleh adanya peraturan yang lebih mengutamakan penggunakan tehnik Bump set daripada Overhand set. Sedangkan tehnik Overhand set biasanya hanya digunakan untuk mengendalikan bola yang berada pada posisi yang tinggi, yang masih dapat ditangani dengan menggunakan unjung jemari tangan. Meskipun pada dasarnya tehnik set terbagi dalam dua kategori, namun ada beberapa orang yang masih membagi tehnik set ini dalam beberapa kategori lagi, yaitu Front set, Back set, dan Jump set. Front set adalah ketika bola yang diset oleh setter bergerak ke arah depan setter. Sebaliknya, pada Back set bola yang di set oleh setter bergerak ke arah belakang setter. Sedangkan Jump set biasanya dilakukan ketika bola yang dipass ke setter terlalu dekat dengan net. Sehingga, untuk menghindari sentuhan dengan net tersebut, maka setter melakukan set dengan tehnik melompat. Seiring dengan terus berkembangnya skill para pemain bola voli, terkadang seorang setter juga tidak melakukan set pada bola yang di passing ke arahnya. Sewaktu-waktu, seorang setter dapat langsung melakukan serangan ke arah lawan. Bola kedua yang di pass ke arahnya, terkadang langsung ia buang ke area lawan dengan menggunakan gerak tipu. Bahkan, untuk settter yang skill dan pengalamannya sudah tinggi, terkadang melakukan spike pada pukulan keduanya.
Blocking

Tehnik dasar yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah Block. Tehnik ini digunakan untuk menahan serangan yang dilakukan oleh tim lawan. Pertahanan dalam tehnik block dapat berupa menahan serangan lawan agar bola yang di-spike oleh pemain dari tim lawan tidak mampu menyeberangi net dan tetap berada di area lawan. Atau pertahanan yang berupa memperlambat gerakan bola yang telah di-spike oleh pemain dari tim lawan, sehingga gerakannya menjadi lebih lambat dan lebih mudah untuk di kendalikan. Sebagai salah satu tehnik pertahanan yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, maka sebaiknya setiap pemain harus mampu menguasai tehnik ini dengan baik. Untuk melakukan tehnik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan. Agar pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari tangan sebaiknya dibuka ketika melakukan block. Posisi jari-jari yang terbuka ini akan semakin mempersempit jalur penyeberangan bola melewati net, sehingga akan memaksimalkan fungsi blok Ketika spiker dari tim lawan memukul bola, maka blocker yang sudah berada dalam posisi melayang di udara segera menghadapakan kedua tangannya ke arah bola tersebut dan berusaha untuk menguasai bola. Sewaktu tangan melakukan kontak dengan bola, pergelangan tangan menekan dari arah atas ke depan bawah. Pada saat yang sama, jari-jari kedua tangan sebaiknya ditegangkan agar dapat menahan tekanan bola dengan kuat. Block yang baik adalah block yang ketika bola belum dipukul, tangan blocker sudah berada dalam posisi mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block) dengan bola, maka blocker-pun mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan kedua kaki, dan dengan lutut yang lentur. Untuk melakukan block yang baik, blocker juga harus mampu memprediksi ke arah mana kira-kira spiker tim lawan akan mengarahkan bola.
Dig

Untuk menyelamatkan bola agar tidak jatuh setelah di-spike oleh tim lawan, maka biasanya seorang pemain akan melakukan tehnik Dig. Tehnik ini biasanya digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi jatunya bola sudah berada dekat dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi dengan menggunakan tehnik pass, maka tehnik Dig inilah yang akhirnya digunakan. Pada dasarnya, tehnik Dig ini sama dengan tehnik pass atau bump. Istilah Overhand dig digunakan ketika seorang pemain melakukan Dig dengan menggunakan ujung jemarinya. Sementara Bump dig adalah istilah yang digunakan untuk Dig yang dilakukan dengan menggunakan kedua lengan yang digabungkan. Dalam tehnik Dig, seorang pemain biasanya juga menampilkan gerakan meluncur (dive), yaitu melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk menyelamatkan bola, yang kemudian mendarat dengan menggunakan dadanya. Seorang pemain biasanya akan memperjuangkan bola dengan sekuat tenaga dan dengan segala cara yang tidak melanggar peraturan permainan yang telah ditetapkan. Sekali waktu, seorang pemain juga terpaksa harus menjatuhkan badannya dengan cepat hanya untuk menyelamatkan bola agar tidak terjatuh. Untuk mencegah luka maupun cidera pada tubuh ketika menjatuhkan tubuhnya, biasanya seorang pemain juga melakukan tehnik berputar (rolling) ketika jatuh. Selain itu, terkadang seorang pemain juga melakukan tehnik yang disebut dengan “pancake” untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai. Pada tehnik ini, seorang pemain akan meluncur dan mendorongkan tangannya ke arah depan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka saya dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan mata kuliah pendidkan jasmani kesehatan ini peserta didik mampu mempraktikan tehnik-tehnik dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerja sama, tolerans,. percaya diri, kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara hidup sehat dan sportif.

Saran

Sebagai penyusun makalah ini, mungkin terdapat kesalahan-kesalahan atau bagi pembaca yang kurang puas dengan makalah ini, dan saya sangat mengharapkan saran-saran dan kritikan bagi para pembaca. Agar di masa yang akan datang, bisa menjadi lebih baik lagi dalam manulis makalah tentang Permainan Bola Voli.


Dan sekarang saya mau bahas tentang atletik.. masalh atletik ini juga udah saya rancang menjadi makalah... so selamat membaca yaahhh... dan semoga bermanfaat... hehehee


KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini saya membahas tentang “ATLETIK”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah atletik yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan pengetahuan dalam memanfaatkan kesehatan jasmani dan rohani. Dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah.

Dalam proses pendalaman materi permainan bola volly ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :

* Ibu Suryatmi, S.pd selaku dosen mata kuliah “ATLETIK”
* Rekan-rekan saya dan sumber internet yang telah membantu memberi masukan untuk makalah ini.

Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi yang membaca.

PENDAHULUAN

A.Pengertian Atletik
Untuk lebih mempermudah kita menelaah bahan ajar ini akan lebih baik kita tahu apa pengertian atletik itu sendiri. Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan jasmani yang berisikan gerak alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik dilakukan di semua negara, karena nilai nilai edukatif yang terdapat didalamnya juga memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik, sehingga dapat menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan diperhitungkan sebagai ukuran kemajuan suatu negara, khususnya dalarn prestasi olahraga (Ballesteros, 1979).

Di semua negara, termasuk Indonesia, atletik dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sekolah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Atas. Oleh karena itu, atletik diperkenalkan dan dikembangkan melalui melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, maka maju mundurnya prestasi atletik sangat bergantung pada sejauh mana kualitas guru pendidikan jasmani menyampaikan materi pembelajaran atletik. Pada pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, materi atletik disajikan tidak hanya berkaitan dengan atletik sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan di Pekan Olahraga Nasional (PON), South East Asia Games (SEA Games), Asian Games, Olympic Games, atau kejuaraan lainnya.

Fenomena di atas harus benar benar diterapkan selama berlangsungnya kegiatan pernbelajaran atletik, sehingga jangan sampai terjadi pembelajaran atletik selalu dilaksanakan di dalam stadion yang memiliki fasilitas atletik. Dengan demikian, guru pendidikan jasmani perlu melakukan kreasi dan inovasi dalam pembelajaran atletik di sekolah masing masing. Dengan kegiatan pembelajaran atletik yang menarik niscaya murid akan berminat dan bergairah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atletik.
Gerakan jalan, lari rintangan dan lari sambung dalam materi pembelajaran atletik di sekolah lanjutan akan menjadi kegiatan pembelajaran yang menjenuhkan dan kurang menarik, jika disajikan selalu dalam bentuk tradisional. Pengalaman sehari hari di lapangan menunjukkan kesulitan guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran gerakan jalan, lari rintangan dan lari sambung yang kurang membangkitkan antusias murid mengikuti kegiatan pembelajaran.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas masalah:
1.Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran jalan cepat di Sekolah
2.Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran lari rintangan di Sekolah
3.Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran lempar lembing di Sekolah

B.Fungsi Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani memiliki fungsi untuk:
1.Memenuhi kebutuhan individu untuk bergerak
2.Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang ideal (tinggi dan berat badan yang seimbang)
3.Meningkatkan kebugaran jasmani dan membiasakan pola hidup yang sehat.
4.Meningkatkan keterampilan gerak dasar
5.Meningkatkan keterampilan dasar olahraga
6.Meningkatkan gairah belajar, menghindari kejenuhan, dan stres dalam belajar
7.Terbentuknya sikap dan perilaku: disiplin, jujur, kerjasama, tanggung jawab dan sportif serta mengikuti aturan/ketentuan yang berlaku.

NOMOR JALAN, LARI DAN LEMPAR

A.Penelaahan konsep Jalan, Lari dan Lempar
1. Nomor Jalan
Jalan adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga hubungan dengan tanah (oleh kaki) tetap dijaga.

Gerakan jalan meliputi segala macam variasi dan kombinasi jalan, seperti:
a.Jalan biasa
b.Jalan menyamping
c.Jalan langkah silang
d.Jalan cepat
e.Jalan menirukan jalan binatang, seperti: jalan kucing, jalan bebek dan lain-lain.
Gerakan Jalan dilakukan dengan:
a.ke depan, ke samping
b.pada lintasan lurus dan pada jalur lintasan belok-belok
c.cepat dan atau lambat
d.disertai suatu riuh, irama dan tanpa suara
e.mendaki/naik dan atau menurun
f.permainan kaki yang terkoordinasikan
g.langkah pendek dan terus menerus
h.dilakukan sendiri, berpasangan atau dalam kelompok/grup bersama atlet lain atau melewati atlet lain
i.di atas lapangan rumput atau pada lintasan lari sintetis

Khusus untuk materi pembelajaran jalan cepat meliputi:
a.jalan jingkat
b.jalan pakai tumit
c.jalan cepat

2. Nomor Lari
Lari adalah gerak maju langkah kaki ke depan yang dilakukan sedemikian rupa dimana kedua kaki ada saat melayang di udara. Gerakan lari yang benar dan efektif adalah melibatkan koordinasi gerakan seluruh tubuh, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

3.Nomor Lempar
Lempar adalah gerakan melepaskan benda dari genggaman tangan menjauh dari tubuh dengan proses ayunan lengan. Salah satu cara yang terbaik untuk mengajarkan teknik nomor lempar yang rumit sambil tetap mempertahankan tingkat keamanan yang tinggi adalah melalui alat pengganti yang mudah dan aman digunakan. Dari semua nomor lomba, lempar lembing merupakan gerakan yang paling mirip dengan gerakan melempar pada umumnya. Dengan menggunakan bola sebagai pengganti lembing, anda dapat dengan mudah mengajarkan teknik yang dibutuhkan sebagai aktivitas seluruh kelas. Karena dasar gerakan melempar yang tidak begitu rumit daripada nomor lempar lainnya, lempar lembing (dengan menggunakan bola) merupakan salah satu nomor lempar yang pertama kali diperkenalkan.
Disamping keamanan yang meningkat, alat pengganti ini membantu menyederhanakan teknik dan memungkinkan pemula untuk berkonsentrasi pada elemen teknik saja.

B.Perencanaan pelaksanaan pembelajaran
Pada fase kegiatan ini sebelum guru mengajarkan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru membuat dan menyusun suatu rancangan atau format pengajaran yang terprogram sehingga proses pembelajaran di kelas dalam memberikan materi terlaksana sesuai yang diharapkan dan juga hasilnya dalam pencapaian tujuan semaksimal mungkin.
Rancangan pembelajaran ini disebut juga Rencana Program Pengajaran (RPP), yang tentunya mengacu pada Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan karakteristik siswa maupun sekolah.

C.Pengorganisasian Proses Pembelajaran Materi
1.Jalan dan Macam-macamnya
a. Jalan jingkat
Murid membentuk formasi lingkaran, kedua tangan di pinggang dan angkat kedua tumit kaki, kemudian jalan berkeliling searah jarum jam atau berlawanan jarum jam sampai 20 hitungan atau 30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan melakukan jalan jingkat lagi sebanyak 20 hitungan atau 30 hitungan. Tahap berikutnya anak membentuk formasi empat atau lima bersap sambil bergandengan tangan atau berkaitan siku, lalu melakukan jalan jingkat bersama-sama sap per-sap ke depan sebanyak 10 langkah atau lebih sesuai dengan luas lapangan. Selama murid melakukan jalan jingkat, guru dapat mengamati dan melakukan penilaian.

b. Jalan dengan tumit
Murid membentuk formasi lingkaran, kedua tangan di pinggang dan angkat kedua ujung kaki sehingga tumit kaki yang menapak di tanah, kemudian jalan berkeliling searah jarum jam atau berlawanan jarum jam sampai 20 hitungan atau 30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan melakukan jalan dengan tumit lagi sebanyak 20 hitungan atau 30 hitungan. Tahap berikutnya anak membentuk formasi empat atau lima bersap sambil bergandengan tangan atau berkaitan siku, lalu melakukan jalan dengan tumit bersama-sama sap per-sap ke depan sebanyak 10 langkah atau lebih sesuai dengan luas lapangan. Selama murid melakukan jalan dengan tumit, guru dapat mengamati dan melakukan penilaian.

c. Jalan cepat
Murid membentuk formasi lingkaran, kemudian melakukan jalan cepat berkeliling searah jarum jam sampai 20 atau 30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan melakukan jalan jingkat sebanyak 20 atau sampai 30 hitungan. Tahap berikutnya anak membentuk formasi empat atau lima bersap, lalu melakukan jalan cepat ke depan sap per-sap sebanyak 20 langkah atau disesuaikan dengan luas lapangan. Selama murid melakukan jalan cepat, guru mengamati dan memberikan penilaian.

d. Jalan cepat dengan permainan aba-aba beregu
Untuk melatih dan merasakan jalan cepat dengan reaksi Prosedur:
Anak disuruh membentuk lingkaran besar dengan jarak antar anak 1 meter ‘ kemudian berjalan searah jarum jam sambil bertepuk tangan dan bernyanyi. Pada saat-saat tertentu diberi aba-aba, misalnya jika diberi aba-aba 2 maka anak harus mencari pasangan, jika diberi aba-aba 3 maka anak harus membuat regu 3 orang, begitu seterusnya. Kegiatan tetap dilakukan dengan jalan/jalan cepat tidak berlari.
Apabila anak yang tidak mendapat pasangan regu, maka akan diberikan hukuman. Macam hukuman bisa disesuaikan. Tujuan hukuman supaya anak serius dan konsentrasi mengikuti kegiatan.

e. Jalan cepat dengan permainan hitam-hijau
1)untuk melatih dan merasakan jalan cepat dengan reaksi
2) untuk merasakan dan membedakan jalan cepat dengan lari

Prosedur
Anak dibagi ke dalam 2 kelompok dan dibariskan. Kedua kelompok tersebut masing-masing diberi nama Hitam dan yang satunya Hijau. Kemudian kedua kelompok itu disuruh saling membelakangi dengan jarak 1-2 meter.

Cara bermainya guru memberi aba-aba, bila disebut nama “hijau” maka regu hijau langsung jalan cepat (bukan lari) sampai pada jarak yang ditentukan, dan regu hitam langsung berbalik jalan cepat mengejar sampai bisa menyentuh/menangkapnya. Begitu sebaliknya bila yang disebutkan oleh aba-aba regu hitam, maka regu hijau yang mengejar.

Apabila peserta yang dikejar terkena sentuhan/tertangkap sebelum sampai pada jarak/tempat yang ditentukan, maka peserta yang tertangkap diberikan hukuman. Kemudian apabila yang mengejar tidak berhasil menyentuh/menangkap, maka peserta yang mengejar tersebut diberikan hukuman.

Hukuman bisa berupa lompat ditempat 20 kali atau dengan menggendong temannya tersebut. Tujuan hukuman tersebut perlu supaya peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut bersungguh-sungguh dan konsentrasi.


2.Lari dan nomor-nomornya dengan pendekatan strategi model pembelajarannya
a. Lari rintangan
Lari rintangan dalam kegiatan pembelajaran atletik di sekolah menengah pertama dapat dilakukan dengan menggunakan angota, tubuh sebagai rintangan dan menggunakan alat bantu, seperti kursi, bangku swedia, peti lompat, meja, dan lain lain . Sebaiknya guru lebih dulu menggunakan rintangan anggota tubuh, supaya mengurangi rasa takut pada murid (terutama murid perempuan).
Murid duduk dengan tungkai dilunjurkan ke depan dalam formasi lingkaran menghadap searah jarum jam, dengan jarak antar murid dua rentang lengan, lengan kiri diluruskan ke samping setinggi bahu. Kemudian guru memberi aba aba supaya murid berlari melewati rintangan yang berupa lengan yang diluruskan ke samping mengelilingi semua temannya sampai kembali ke tempatnya semula. Kemudian dilanjutkan oleh teman yang berada di depannya untuk melakukan lari melewati rintangan, secara bergantian satu per satu. Setelah semuanya selesai melakukan lari melewati rintangan lengan kiri, maka dilanjutkan dengan lari melewati rintangan lengan kanan.

Selain formasi lingkaran, guru juga dapat menggunakan formasi duduk berbanjar dengan tungkai dilunjurkan ke depan, lengan kiri diluruskan ke samping setinggi bahu. Setelah itu murid yang berada paling belakang mulai berlari melewati lengan kiri yang direntangkan oleh teman teman yang berada di depannya sampai di barisan paling depan kemudian kembali lagi berlari melewati rintangan yang sama sampai di tempatnya semula. Setelah melakukan lari rintangan lengan kiri selesai, dilanjutkan dengan lari melewati rintangan lengan kanan, yang juga dilakukan secara bergiliran baris per baris sampai sernua murid melaksanakan.

Yang perlu diperhatlikan dengan seksama oleh guru adalah murid diminta melakukan gerakan lari melewati rintangan lengan kawannya ini dengan gerakan yang benar. Gerakan lari melewati rintangan dilakukan dengan cara mengangkat salah satu paha ke atas diikuti paha yang lainnya pada waktu akan melampaui rintangan lebar lalu mendarat dengan kedua kaki bagian depan. Teknik melewati rintangan lengan yang lainnya adalah dengan cara melipat tungkai sebatas lutut dan memutarkannya dari bagian luar hingga menjadi sejajar dengan lengan yang direntangkan, atau dalam bahasa yang mudah dipahami menjadi gerakan seperti anjing kencing. Jika menggunakan teknik yang kedua, maka perlu diperhatikan supaya murid melakukan gerakan melewati rintangan lengan ini dengan tungkai berada di samping jari jari tangan yang direntangkan.

b.Lari Sambung atau Lari Estafet

Lari sambung atau lari estafet adalah suatu bentuk lari dimana terdapat dua orang atau lebih yang saling mengoperkan secara bergantian kepada temannya sehingga terjadi gerakan lari yang bersambungan sambil membawa tongkat. Untuk pembelajaran lari sambung, guru hendaknya jangan terpaku pada keharusan untuk memakai tongkat sebagai benda yang akan dioperkan kepada temannya. Banyak benda yang dapat dijadikan sebagai pengganti tongkat estafet, seperti botol bekas minuman ukuran 500 ml, ranting pohon, daun daunan, dan lain lain.

Murid dibariskan dalam formasi lingkaran dengan menghadap berlawanan arah jarum jam, kalau kelas mempunyai jumlah murid yang banyak dapat di buat menjadi dua lingkaran, lingkaran yang satu lebih besar dari lingkaran yang lainnya. Kemudian murid disuruh berhitung dari satu sampai jumlah yang hadir, lalu dibagi paruh dua, sehingga di dalam lingkaran terdapat 2 (dua) kelompok. Setelah itu murid yang bernomer awal dari kedua kelompok tersebut, berlari mengelilingi lingkaran sampai ke tempatnya semula dan sebelum masuk kedalam lingkaran pelari tersebut menepukkan tapak tangan kirinya ke tapak tangan kanan teman yang berada di depannya. Murid yang tapak tangannya selesai ditepuk segera berlari mengelilingi lingkaran seperti temannya tadi hingga tiba kembali di tempatnya semula, demikian gerakan ini dilakukan secara bergantian sambung menyambung sampai semua mendapat kesempatan yang sama. Bagi murid yang akan ditepuk tangannya, sebelum ditepuk harus mengambil posisi sedikit keluar lingkaran agar setelah ditepuk dapat segera berlari, sedangkan teman yang menepuk menggunakan tangan kiri.
Tahap berikutnya adalah memberi dan menerima menggunakan benda yang dapat dipegang oleh murid, seperti patahan ranting pohon sepanjang 25 30 centmeter, botol air mineral bekas, bambu sepanjang sepanjang 25 30 centimeter, dan lain lain. Teknik yang dilakukan pada prinsipnya sama, hanya setelah menerima tongkat murid tersebut segera memindahkan benda vang berfungsi sebagai tongkat estafet ke tangan kirinya.

Setelah memberikan tongkat dengan tangan kiri dan menerima dengan tangan kanan, dilanjutkan dengan memberi dengan tangan kanan dan menerima, dengan tangan kiri dalam, formasi bersaf atau berbanjar. Tahapan yang dilakukan pada teknik ini adalah:
1. Menepuk teman yang di depannya dengan menggunakan tangan kanan di tempat, dilakukan melalui mengayunkan lengan dengan hitungan 1 sampai 7, pada hitungan ke delapan tangan kanan menepuk ke tangan kiri.

2. Memberi dan menerima menggunakan alat di tempat, dilakukan dengan mengayunkan lengan 1 sampai 7 dan pada hitungan ke delapan segera memberikan ke teman yang di depannya.

3.Memberi dan menerima menggunakan alat sambil berjalan sampai 7 langkah, pada langkah ke delapan segera memberikan alat yang dipegang tangan kanan ke tangan kiri teman yang di depannya.

4.Memberi dan menerima sambil berlari lari kecil dalam kelompok kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang,

5. Memberi dan menerima menggunakan alat sambil berlari lingkaran berkelompok 3 sampai 4 orang.

c. Lari sprint/gawang
1).Deskripsi singkat: lari estafet dari kombinasi lari sprint dan lari gawang
2)Nama disiplin: “Kanga’s Escape”

Prosedur
Dua jalur lari adalah perlu untuk tiap team/regu : satu jalur dengan gawang, yang satu jalur tanpa. Setengah/separo regu berada di sisi seberang; siswa No.1 memulai dari posisi start berdiri dan lari kencang (datar) 40 m. Pada akhir jalur 40 m, dia memberikan benda lunak (misal : gelang karet besar) kepada mitra seregu No.2 yang telah menantinya. No. 2 ini sambil tangan satunya masih memegang tongkat/tiang bendera akan menerima bendak lunak dimaksud. Dia juga memulai dari start berdiri tetapi berlari (ke arah sebaliknya) dengan menempuh jarak 40 m dengan melewati rintangan gawang. Setiap kali pemberina benda lunak dilakukan dengan cara yang sama seperti antara dua orang pelari yang pertama itu. Setelah menggunakan start berdiri, maka pelari No.3 akan berlari jarak 40 m yang datar (tanpa rintangan) dan memberikan benda lunak kepada pelari No. 4 yang harus berlari melewati beberapa buah rintangan gawang. Demikian dan seterusnya.
Lomba diteruskan dengan cara demikian sampai setiap siswa telah berlari menempuh kedua jarak jalur (40 m) yang datar maupun yang ada rintangan gawangnya satu kali (sehingga mitra seregu No. 9 adalah merupakan pelari terakhir yang melewati gawang). Benda lunak (sebagai tongkat estafet) dibawa pada tangan kanan dan diberikan kepada tangan kanan dari pelari penerima pada setiap kali pergantian tongkat dimaksud.

Untuk tiap jalur diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1.1 buah stop-watch
2.1 helai blangko/kartu event
3.4 buah gawang (tinggi 50 cm, dengan jarak 6m antar gawang)
4.2 buah tiang bendera
5.1 buah benda lunak atau tongkat estafet

d. Lari Sprint / Lari Belak-Belok (Slalom)
- Deskripsi singkat: lari estafet kombinasi lari sprint dan lari belak-belok / slalom
- Nama disiplin: “Zig-Zag”

Prosedur
Tiap team memerlukan dua buah jalur-lari (lihat 3.1): satu jalur-lari dengan tiang belak-belok, yang lain tanpa tiang. Separuh team/regu siap disisi seberang seperti pada 3.1. Siswa No.1 memulai start berdiri dan berlari kencang 40m. Pada akhir jalur No.1 ini memberikan tongkat estafet kepada No.2 teman seregu yang telah menunggu, yang akan menerimanya sambil berpegangan pada tiang bendera. Siswa ini juga memulai dengan start berdiri tetapi berlari menempuh jarak kembali dengan mengitari tiang belak-belok. Pergantian (pemberian & penerimaan) tongkat terjadi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan antara dua orang pelari pertama. Setelah menggunakan start berdiri pelari berikutnya No.3 berlari kencang datar dan memberikan tongkat estafet kepada siswa No. 4 yang pada gilirannya harus berlari mengitari tiang-tiang belak-belok dst.
Lomba ini diteruskan dengan cara demikian sampai setiap siswa telah berlari menempuh jalur yang lurus-datar maupun yang jalur yang belak-belok (sehingga siswa No. 9 adalah pelari terakhir yang mengitari tiang slalom yang belak-belok). Tongkat estafet itu dibawa di tangan kiri dan diberikan tiap kali kepada tangan kiri pelari penerima.
diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1.1 buah stop-watch
2.1 buah kartu / blangko event / perlombaan
3.tiang-tiang bendera untuk slalom
4.Beberapa buah gawang (jarak antara tiang slalom dengan gawang = 4 m)
5.2 buah tiang bendera / marka
6.1 buah tongkat estafet (gelang karet)
Lihat contoh gambar dan Formasi : 2

e. Sprint, Gawang dan Jalur Belak-Belok/Slalom
- Deskripsi singkat: lari estafet sebagai kombinasi dari lari datar, lari gawang dan lari slalom
- Nama disiplin: “Formula Satu”

Prosedur
Jalur lintasan itu kira-kira 80 m panjang dan dibagi menjadi satu tempat untuk lari sprint datar, untuk lari sprint dengan melewati gawang dan lari sprint mengitari tiang slalom (lihat gambar). Satu tongkat estafet diperlukan tiap siswa harus melakukan start dengan satu guling-depan (forward-roll) di atas matras-senam.
“Formula satu” ini adalah event beregu dimana tiap anggota regu harus menyelesaika jalur sepenuhnya (lihat figure di bawah). Sampai dengan 6 team/regu dapat berlomba pada waktu yang sama di atas satu jalur-lomba.

Memerlukan alat-alat sebagai berikut :
1.9 buah gawang
2.10 buah tiang slalom (dengan jarak 1 m antar tiap tiang)
3.3 buah matras senam
4.Kurang lebih 30 buah kerucut/marker
5.1 buah stopwatch
6.1 helai formulir/kartu perlombaan event

f. Lari Enduro / Daya tahan
- Deskripsi singkat: Berlari 8 menit menggunakan jalur lintasan kira- kira 150 m
- Nama disiplin: “Debur jantung”

Prosedur
Tiap team/regu harus berlari keliling suatu jalur lintasan 150 m (lihat gambar bawah) dari titik start yang ditenntukan. Tiap anggota team mencoba berlari keliling jalur lintasan sesering mungkin dalam waktu 8 menit. Aba-aba start ditentukan untuk semua team bersama-sama dengan meniup pluit atau tanda yang lain).
Tiap anggota team menerima satu kartu/formulir setelh menyelesaikan setiap satu putaran di jalur lintasan. Setelah 7 menit lari, menit terakhir ini diumumkan/diberi tanda dengan suatu tiupan pluit atau dengan teriakan nyaring. Setelah waktu 8 menit penyelesaian lari diberikan tanda/signal akhir yang jelas.


Setelah menyelesaikan lomba semua siswa harus memberikan bola-bola yang terkumpulkan kepada Para Asisten yang menghitungnya untuk penilaian. Hanya putaran lari yang penuh yang dihitung; putaran lari yang tak selesai – diabaikan.

Para Asisten / Juri
Demi pengaturan yang efisien dari event ini minimal diperlukan 2 orang Asisten per team. Mereka ini bertanggung jawab untuk menunjuk/menentukan garis start, juga hal-hal yang bertalian dengan pengumpulan dan menghitung bola-bola. Mereka juga mencatat nilai di atas kartu/formulir perlombaan.
Sebagai tambahan, diperlukan juga seorang starter yang bertanggung jawab untuk pencatatan waktu dan pemberian signal-signal lainnya (signal satu menit terakhir dan signal akhir).

Diperlukan peralatan sebagai berikut :
1.2 marka atau tiang sudut
2.20 buah bola-bola kecil (kartu berwarna, chips, kartu-bermain atau yang mirip)
3.1 buah stopwatch
4.1 buah/helai kartu /formulir lomba
g. Lari Tangga (Ladder Running)
- Deskripsi singkat: lari naik dan turun pada suatu tangga
- Nama disiplin: “Kaki panas”

Prosedur
Dua buah kerucut sebagai tanda pada titik start dan titik finish dari event ini ditempatka pada jarak 9.5 m terpisah. Sebuah tangga koordinasi di tempat di lantai dengan jarak yang sama antara kerucut-kerucut (2.5 m antara tangga dengan kerucut pada masing-masing ujung). Pada saat start siswa berdiri dengan posisi kangkang (start berdiri) dengan ujung jari kakinya ditempatkan pada garis start yaitu sama dengan kerucut pertama. Setelah aba-aba start siswa berlari menuju tangga, secepat mungkin melangkah/berlari melalui tangga (jarak antara baji-baji: 50 cm) dan menuju ke kerucut ke dua. Setelah menyentuh kerucut dengan tangannya, siswa ini dengan cepat membalik dan lari kembali melalui tangga menuju kerucut pertama. Bila menyentuh kerucut ini maka pencatat waktu memberhentikan jam/stopwatch-nya.
Bila seorang siswa meninggalkan suatu daerah dari tangga atau melompati di atasnya, maka jarak itu diperpanjang dengan 1 m oleh Asisten pada kerucut berikutnya yang layak (satu orang Asisten ditempatkan pada tiap kerucut) dengan jalan ini si siswa dikenakan hukuman dengan harus berlari suatu jarak yang lebih panjang apabila tugasnya tidak dijalankan dengan sempurna. Bila dibuat dua kesalahan, jarak itu diperpanjang dengan 2 m begitu seterusnya.
Diperlukan peralatan sebagai berikut :
1.1 buah tangga untuk koordinasi (“speed ladder”)
2.10 buah karet busa atau baji-baji papan pasta (lebar 50 cm max. 10 cm tinggi/dalam)
3.2 buah kerucut sebagai tanda
4.1 buah stopwatch
5.1 helai kartu event

3.Nomor lempar dan strategi pendekatan model pembelajaran
Sebelum mengajarkan tekhnik nomor lempar yangsesungguhnya contohnya pemberian materi lempar lembing, akan lebih baik jika seorang guru bisa dengan kreatif memberikan tahapan-tahapan tekhnik dimulai dari yang sederhana terus mengarah ke arah tekhnik yang sebenarnya. Adapun bentuk-bentuk latihan dibawah ini bisa dicoba untuk membantu guru-guru mengajarkan materi atletik nomor laempar lembing da sekolah.
a.Melempar sasaran
1).Deskripsi : Melempar sasaran dengan satu tangan
2).Nama disiplin : Melempar Bom

Prosedur
Lempar sasaran ini dilakukan dari suatu tempat dengan awalan 5m. Sebuah rintangan tinggi dipasang pada ketinggian 2,5 - 4m, dengan daerah sasaran ditentukan di lantai 2,5 – 4m dibalik rintangan.
Benda yang ditandai dilemparkan ke sasaran dengan melewati rintangan seperti peserta melempar dari suatu jarak yang dipilih dari rintangan. Masing-masing peserta/siswa memperoleh tiga kali kesempatan mencoba (giliran lomba). Pada tiap kesempatan, seorang peserta/siswa dapat memilih melempar dari salah satu dari empat garis jarak yang tersedia: 6m, 7m, 8m, atau 10m jauhnya dari rintangan yang tinggi. Lebih banyak nilai-nilai pitensial yang dipertaruhkan sejak jarak dari rintangan itu meningkat.


Penilaian
Mengenai daerah sasaran atau sekurangnya pinggiran dari sasaran itu, ini dinilai sebagai suatu percobaan yang berhasil. Nilai-nilai dicatat bagi setiap perkenaan (lemparan dari 6m = 2 poin, 7m = 3 poin, 8m = 4 poin, 10m =5 poin). Bila benda/alat itu dilemparkan kepada rintangan tetapi tidak mengenai bidang sasaran, ini dinilai 1 poin. Tiap peserta/siswa memiliki 3 kali kesempatan melempar, kemudian jumlah score-nya menyumbang total nilai team.

Asisten
Diperlukan 1 orang asisten tiap team untuk mengorganisir kegiatan ini dan punya tugas sebagai berikut:
1).Mengontrol dan mengatur prosedur event atau kegiatan (jarak lempar dan perkenaan)
2)Untuk mencatat dan menilai score diatas kartu event atau kegiatan.

Peralatan
1). 1 buah daerah sasaran (matras lompat tinggi atau alat-alat sejenis dan ukurannya)
2).1 buah rimtangan tinggi kira-kira 2,5 – 4m (gawang sepak bola atau tiang lompat tinggi/galah dengan mistar, dll)
3). Peralatan lempar (bola berekor, lembing lunak, bola vortex, dll)
4). 1 buah kartu event/kegiatan per-team.

b.Lempar lembing mini
1) Deskripsi : Lemparan satu lengan untuk mencapai jarak dengan suatu lembing mini/modifikasi
2) Nama disiplin : Lempar Turbo

Prosedur
Lempar lembing mini ini dilakukan dari suatu daerah 5m dari awalan. Setelah melakukan lari awalan singkat, si peserta/siswa melempar lembing ke daerah lemparan dengan menggunakan lembing lunak atau lembing turbo atau lembing mini hasil modifikasi yang disesuaikan. Masing-masing peserta/siswa mendapat 2 kali giliran kesempatan lempar.
Penilaian
Setiap lemparan diukur dengan sudut siku-siku terhadap garis salah dan dicatat dalam interval 25cm (mengambil angka yang lebih tinggi dimana tempat pendaratan lembing di antara garis-garis). Lemparan yang lebih baik dari dua kali kesempatan percobaan dari tiap anggota team akan menyumbangkan score team.

Asisten
Event/kegiatan ini memerlukan 2 orang asisten per-team dan bertugas sebagai berikut:
1)Mengontrol dan mengatur prosedur
2)Untuk menilai jarak lemparan dimana lembing mendarat
3)Untuk membawa lembing ke garis salah
4)Untuk menilai dan mencatat score pada kartu event/kegiatan

Peralatan
Untuk event/kegiatan ini diperlukan alat sebagai berikut:
1) 2 buah lembing mini (lembing mini dan lembing turbo)
2) Pita alat pengukur yang telag dikalibrasikan, pita ukur baja
3) 1 lembar kartu event/kegiatan per-team
Catatan: Sejak keamanan atau faktor keamanan adalah kritis dan harus diperhatikan dalam event/kegiatan ini maka hanya asisten yang diizinkan ada di daerah pendaratan lempar lembing. Adalah dilarang keras melempar lembing kembali dalam arah dari garis salah.
D.Aspek Pedagogis Dan Internalisasi Dari Hasil Pembelajaran
Hasil adalah hal yang ingin dicapai dalam tujuan, begitu juga dalam hal pembelajaran disekolah. Namun demikian hasil yang didapat terkadang jauh dari harapan. Untuk itu perlu disusun sebuah program pembelajaran yang terencana secara sistematik, efektif dan efesien. Jika semuanya telah kita persiapkan dengan matang, maka hasil yang maksimal akan kita dapatkan.

Dalam prakteknya si sekolah seorang guru pendidikan jasmani harus mempunyai kompetensi yang baik dan menguasai banyak cabang olahraga.
Kemudian disamping itu pula seorang guru pendidikan jasmani harus mempunyai profil diantaranya:
1.Memiliki 4 kompetensi dasar sebagai pendidik
2.Dekat dengan anak/siswa sehingga selalu mengenal kondisi anak
3.Mempunyai pola hidup aktif
4.Mampu mendorong atau memotivasi anak untuk aktif bergerak.
Proses pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat pula menjadi ajang pengembangan kreativitas anak/siswa di dalam kehidupan sehari-hari, karena bukan hasil dari perkembangan motorik atau gerak saja.
Dampak dari pembelajaran terutama pembelajaran pendidikan jasmani melalui aktifitas gerak dan permainan akan mengarah pada tujuan pembelajaran pada umumnya. Seperti halnya dalam pembelajaran atletik materi jalan, lari dan lempar ini akan tercapai:
1.Dampak langsung atau tujuan utama (main effect) adalah dampak hasil dari pembelajaran yang terlihat dari siswa/murid melalui proses pembimbingan langsung oleh guru yang berupa skil/kemampuan perkembangan gerak/motorik, yang termasuk pula pada aspek psikomotor.
2.Dampak pengiring atau tujuan penyerta dampak hasil dari pembelajaran pendidikan jasmani melalui aktifitas gerak dan permainan tanpa bimbingan langsung dari guru yang termasuk juga ke dalam aspek kognitif dan afektif, ini terlihat dari siswa diantaranya berupa:
3.Sikap disiplin
4.Tanggung jawab
5.Kerjasama antara teman
6.Menghargai sesama terutama akan kemampuan teman atau sikap apresiasi yang tinggi
7.Kemampuan menganalisa sesuatu
8.Rasa sosialisasi yang tinggi
9.Kemampuan berfikir yang meningkat
10.Mampu mengembangkan kemampuan dalam mengabil keputusan, dll.

PENUTUP

Pendidikan jasmani sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional, memiliki peranan penting dengan ciri khusus dalam upaya peningkatan kebugaran dan keterampilan fisik peserta didik.Pembelajaran pendidikan jasmani melalui aspek-aspek yang ada di dalamnya hanyalah merupakan upaya penyemaian untuk menjadikan aktifitas jasmani sebagai pola hidup sehat dimana di dalamnya terkandung unsur kebugaran jasmani.
Pemilihan aspek-aspek pendidikan jasmani dan materi pokok pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan tentunya harus mempertimbangkan kondisi siswa, lingkungan sebagai daya dukung dan penghambat, serta prasyarat pembelajaran lain sehingga proses pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Atletik sebagai materi pokok dengan berbagai nomornya dipandang memiliki keunggulan sebagai aktifitas yang menyenangkan karena dipergunakannya sebagai sarana dari lingkungan sebagai alat bantu pembelajaran. Mengingat potensi ini, tentunya sangat sayang jika tidak dikembangkan.

Pengembangan atletik sebagai materi pokok hendaknya mulai dari peningkatan kemampuan guru sebagai sumber informasi, fasilitator, dan katalisator pembelajaran dalam rangka pencapaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh peserta pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dimulai dari memperkaya pengetahuan tentang berbagai nomor atletik yang mencakup pengetahuan umum dan tekhnik gerak, persiapan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, hingga penilaian.

Kita sadar bahwa model, metode pembelajaran atau ilmu kepelatihan selalu berubah seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, oleh karena itu hendaknya kita selalu terbuka untuk menerima dan mempelajari untuk kemudian diterapkan disekolah sepanjang itu demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar