welcome to my simple writing, may be useful for us all, amen

Akhirnya penyuntingan Campus Pelangi selesai juga, meski banyak yang belum sempurna. Namun, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, jadi sepertinya tidak apa-apa jika blog saya ini tidak sempurna. (ngeles mode : ON) ^_^

Seperti yang saya tulis dalam ucapan Selamat Datang, Chu Pelangi, ini adalah tempat di mana ketujuh warna terkumpul. "Terkumpul" loh ya!, bukan "berkumpul". Sebab kata "terkumpul" dan "berkumpul" memiliki makna yang berbeda. "Berkumpul" artinya sengaja mengumpulkan diri, dan "terkumpul" artinya tidak sengaja berkumpul. Yah, begitulah kira-kira. :)

hooooh.. indahnya pelangi itu di antara derasnya air terjun di atas sungai yang tenang.. seandainya aku di sana.. dan menjadi sebutir embun di dalamnya

Kamis, 22 Juli 2010

MAKALAH

MAKALAH BELAJAR MOTORIK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini mata pelajaran pendidikan jasmani (penjas) di SD belum mendapat perhatian memadai dari semua pihak. Padahal, sebenarnya dipercaya sebagai fondasi bagi proses pendidikan selanjutnya.
Jika kebugaran jasmani anak usia sekolah di Indonesia sebagian besar berada pada level jelek, ditambah asupan gizi yang tidak memadai, maka perkembangan intelektualnya akan mengalami gangguan. ’’Dampaknya, the lost generation semakin nyata akan terjadi di depan mata,”.
Agar tidak terjadi, atau paling tidak anak-anak usia SD memiliki kondisi jasmani memadai untuk mengalami tumbuh kembang yang sehat, olahraga dapat dipilih untuk menjadi salah satu upaya penanggulangannya.
Agar upaya itu bisa terwujud secara optimal, pembelajaran olahraga harus menarik, menggembirakan, dan mencerdaskan. Perlu pula dilakukan perbaikan kualitas guru penjas.
Melalui semua upaya tersebut diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak, meliputi aspek organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial, serta emosional.
Dengan demikian, anak akan memiliki kondisi jasmani, intelektual, dan mental spiritual yang memadai untuk berkembang lebih lanjut sesuai potensi masing-masing.
Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.
Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya majinasi tentang permainan yang akan dilakukannya.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan dan sebagai berikut:
1) Bagaimana model latihan motorik yang cocok untuk anak usia 6 – 12 tahun?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui model latihan motorik yang cocok untuk anak usia 6 – 12 tahun.

BAB II
PEMBASAN

2.1. Model latihan motorik untuk anak usia 6 – 12 tahun

Olahraga adalah gerak raga yang teratur dan terencana dengan intensitas yang sesuai untuk keperluan berbagai tujuan (pendidikan, kesehatan, rekreasi, prestasi). Konsep Dasar (Pembelajaran) Olahraga intra kuri-kuler di usia 6 – 12 tahun.
1. Massaal, mudah, murah, menggembirakan, manfaat dan aman.
2. Padat gerak, menekankan pengembangan dan pengayaan kemampuan menguasai koordinasi berbagai macam gerak dasar.
3. Singkat dan adekuat (durasi 10-30 menit tanpa henti, intensitas 65-80% DNM).
4. Semua siswa hrs berpartisipasi aktif, tidak ada siswa yang hanya menjadi penonton.
5. Menyehatkan masa kini dan mempersiapkan SDM bermutu bagi masa depan.
6. Membekali kemampuan koordinasi gerak utk menjadi Atlet elite masa depan.
7. Untuk usia 6 – 12 tahun tidak perlu ada pemisahan jenis kelamin (Watson,1992).
8. Olahraga Kesehatan: intensitas (takaran) sedang, bukan olahraga berat.
Konsep (Pembelajaran) Olahraga di usia 6 – 12 tahun. Kemampuan koordinasi atau kemampuan dasar, pembelajaran, pelatihan keterampilan gerak, kesehatan :
- Akurasi gerak/ keindahan gerak
- Anaerobik dan aerobik:
a.Gerak berirama : Tari dan Senam aerobik.
b.Gerak komplex : Senam irama, pencak silat, karate.
Pembelajaran ketrampilan gerak dasar (kemampuan koordinasi) akan masuk ke dalam kotak memori oleh karena itu pembelajaran ketrampilan gerak dasar harus bersifat pengalaman dan pengayaan, yang akan tersimpan menjadi kekayaan gerak (dalam kotak memori) untuk keperluan pembelajaran ketrampilan gerak kecabang olahraga di masa depan, atau untuk dipergunakan lagi dimasa yang akan datang.
Pelatihan (untuk meningkatkan) kemampuan dasar tidak masuk ke kotak memori, artinya tidak dapat disimpan dan harus senantiasa dipelihara agar sesuai dengan kebutuhan masa kini. Artinya sehat dinamis atau kebugaran jasmani harus senantiasa dipelihara agar sesuai dengan kebutuhan.
Lembaga Pendidikan Umum (Sekolah) Dasar harus berfungsi sebagai Lembaga Pelayanan Kesehatan lapangan, dalam rangka program pokok Meningkatkan kualitas hidup anak usia 6 – 12 tahun, maupun mutu sumber daya manusia masa depan dan atlet masa depan.
Jadi berolahragalah secukupnya (adekuat), jangan tidak berolahraga karena kalau tidak berolahraga mudah menjadi sakit, sebaliknya kalau anak usia ini berolahraga berlebihan dapat menyebabkan terganggunya masa pertumbhan.

Lembaga formal pembinaan mutu sumber daya manusia terpenting. Membina anak dengang usia yang masih dalam masa pertumbuhan menjadi sumber daya manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan dan keilmuan yang sesuai.
Pembelajaran dan Pelatihan jasmani adalah kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar. Merupakan pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani (sehat dinamis), sehat dikala bergerak untuk dapat memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari anak dalam tugasnya sebagai siswa, yaitu memiliki tingkat Kebugaran Jasmani yang adekuat (memadai) dan untuk mempersiapkan anak menjadi Atlet masa depan.
Olahraga masal adalah olahraga yang dilakukan sejumlah besar orang secara bersamaan atau beramai-ramai. Hakekatnya adalah olahraga kesehatan karena tujuan utamanya yaitu memelihara atau meningkatkan kesehatan, di samping dapat pula untuk tujuan rekreasi dan sosialisasi. Olahraga masyarakat atau olahraga kesehatan dapat mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan dalam berolahraga oleh karena tidak ada tuntutan ketrampilan olahraga tertentu sehingga semua orang merasa akan bisa dan setara. Dengan demikian maka olahraga kesehatan atau olahraga masyarakat merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera rohani dan terutama ke aspek sejahtera sosial.
Anak yang berolahraga dan terus berolahraga dalam cabang Olahraga pilihannya adalah atlet masa depan. Oleh karena itu para pembina olahraga Anak dan khususnya para guru Penjaskes di Sekolah, tidak boleh membuat anak menjadi frustrasi dalam berolahraga.

Pelatihan dan pendidikan olahraga yang harus diberikan kepada anak usia 6 – 12 tahun adalah Olahraga Kesehatan :
1. Intensitasnya sedang, setingkat di atas intensitas aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari, jadi bukan olahraga berat.
2. Titik berat Olahraga (Kesehatan) intra kurikuler adalah: Pengembangan dan pengayaan kemampuan koordinasi gerak dengan intensitas yang dapat merangsang dan memelihara derajat Kesehatan, untuk kebutuhan anak pada masa kini dan mempersiapkan anak menjadi Atlet masa depan.
3. Meningkatkan derajat kesehatan dinamis.
4. Sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak sehari-hari dalam tugasnya sebagai siswa.
5. Bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), mudah, murah, menggembirakan, massaal, fisiologis (manfaat & aman).
6. Sehat dinamis dan kemampuan koordinasi gerak (mampu memperagakan berbagai gerak secara lincah dan akurat merupakan landasan bagi pelatihan ketrampilan kecabangan Olahraga Prestasi.
7. Dalam pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) olahraga intra kurikuler seluruh siswa harus terlibat aktif, tidak boleh ada siswa yang hanya menjadi Penonton, demi mendapatkan manfaat dari proses Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga yang sedang dilaksanakan.
Kondisi Pendidikan Jasmani dan Pembelajaran Olahraga di Sekolah Dasar saat ini:
- Waktu = 3 x 45 menit/minggu.
- Sarana dan prasarana sangat terbatas
- Kurikulum Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga pada saat ini lebih berorientasi kepada Olahraga Kecabangan :
1. Cenderung individual dan cenderung mengacu pencapaian prestasi
2. Olahraga prestasi mahal dalam hal :
- Sarana dan prasarana.
- Waktu, perlu masa pelatihan yang panjang.
- Tenaga dan biaya.
- Olahraga kecabangan atau prestasi hendaknya menjadi pilihan dan diselenggarakan sebagai kegiatan extra kurikuler.
Kebutuhan pendidikan jasmani dan pembelajaran olahraga di usia Sekolah Dasar harus dirasakan sebagai kebutuhan dan kenikmatan oleh siswa/santri, sehingga mereka akan merasa dirugikan jika seorang salah dalam memberikan model latihan olahraga terhadap mereka.
Olahraga prestasi atau olahraga kecabangan yang bersifat prestatif perlu pula dikembangkan namun sebagai materi ekstra kurikuler, sebagai pilihan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa/santri terhadap sesuatu cabang Olahraga.

BAB III
PENUTUP

2.1. Kesimpulan
Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di Sekolah Dasar (intra kurikuler) harus berlandaskan pada olahraga masal atau olahraga kesehatan dengan titik berat pada pelatihan jasmani untuk meningkatkan derajat sehat dinamis dan kemampuan koordinasi motorik yang lebih baik, agar para siswa selama masa belajar memiliki kesehatan, Kebugaran jasmani dan kualitas hidup yang memenuhi kebutuhan masa kini dan dapat diharapkan menjadi atlet dan sumber daya manusia yang bermutu di masa depan.

2.2. Saran
1. Pembinaan anak usia Sekolah Dasar melalui Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga untuk masa kini harus dicermati sebagai awal dari pembinaan secara berkelanjutan untuk mempersiapkan anak menjadi Sumber Daya Manusia bermutu dan Atlet bagi masa depan.
2. Pembelajaran Olahraga pada anak usia Sekolah Dasar hendaknya bertitik berat pada perbendaharaan kemampuan koordinasi gerak dasar, dengan intensitas gerak yang adekuat, agar juga dapat diperoleh derajat sehat dinamis, kebugaran jasmani yang mampu mendukung segala tuntutan tugasnya sebagai siswa.
3. Anak yang berolahraga dan terus berolahraga secara teratur adalah Atlet untuk masa depan tetapi pelatihan tersebut diberikan jika usianya sudah mencukupi untuk menerima olahraga berat yang akan diberikan seorang pelatih.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=14565&Itemid=47

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/penjaskes/upaya-meningkatkan-kesegaran-jasmani-melalui-pendekatan-bermain-dalam-pembelajaran-pend

Giriwijoyo,H.Y.S.S. dan H.Muchtamadji M.Ali (1997) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, IKIP Bandung.

Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2000) : Olahraga Kesehatan, Bahan perkuliahan Mahasiswa FPOK-UPI.

Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2001) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga, kontribusinya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, Ma’had Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar